Wamenhub siapkan sejumlah strategi atasi kemacetan wisata Puncak
20 November 2024 17:21 WIB
Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana usai menggelar rapat dengan jajaran Pemerintah Kabupaten Bogor di Sekretariat Daerah, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/11/2024). (ANTARA/M Fikri Setiawan)
Kabupaten Bogor (ANTARA) - Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana menyiapkan sejumlah strategi untuk mengatasi kemacetan yang terjadi setiap akhir pekan dan libur panjang di kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Diskusi ini kami menawarkan tiga strategi, jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang," ungkap Suntana usai menggelar rapat dengan jajaran Pemerintah Kabupaten Bogor di Sekretariat Daerah, Cibinong, Rabu.
Menurut mantan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat itu penanganan permasalahan kemacetan di kawasan wisata Puncak dari tahun ke tahun belum dapat terselesaikan dengan cepat.
Sehingga, ia berinisiatif merumuskan beberapa strategi, salah satunya penanganan jangka pendek berupa optimalisasi layanan yang ada, seperti pemberlakuan sistem satu arah atau one way.
Rekayasa lalu lintas sistem satu arah ini dinilai masih efektif mengendalikan kemacetan tanpa mengganggu perekonomian di sektor wisata, terutama bagi mereka yang tergabung di Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
Baca juga: Pemkab Bogor dan KemenPUPR sepakat tangani Puncak hingga tuntas
"Ada masukan bahwa one way masih menjadi solusi, tidak mengganggu kepentingan teman-teman dari pihak pengusaha yang tergabung di PHRI," ujarnya.
Suntana juga menyiapkan strategi pengoperasian bus gratis bagi para wisatawan di sepanjang jalur Puncak sebagai penanganan jangka menengah.
"Melibatkan bus-bus secara gratis yang disediakan oleh pemerintah bagi masyarakat yang memang tidak bisa ke atas karena one way, karena kepadatan yang sudah begitu tinggi," katanya.
Kementerian Perhubungan RI juga berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dalam mempersiapkan penanganan jangka panjang dengan membangun infrastruktur jalan seperti Tol Caringin-Cisarua-Cianjur, hingga melanjutkan pembangunan Jalur Puncak II.
"Karena 37 persen orang yang berangkat melewati jalur Puncak yang biasa ini itu menuju Cipanas dan Cianjur. Sehingga harus dipecah arusnya agar tidak terpusat lagi di wilayah Puncak," tuturnya.
Baca juga: 20 bangunan di Puncak dibongkar pada penertiban tahap III
Baca juga: Menjaga kenyamanan kawasan Puncak sebagai destinasi wisata
"Diskusi ini kami menawarkan tiga strategi, jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang," ungkap Suntana usai menggelar rapat dengan jajaran Pemerintah Kabupaten Bogor di Sekretariat Daerah, Cibinong, Rabu.
Menurut mantan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat itu penanganan permasalahan kemacetan di kawasan wisata Puncak dari tahun ke tahun belum dapat terselesaikan dengan cepat.
Sehingga, ia berinisiatif merumuskan beberapa strategi, salah satunya penanganan jangka pendek berupa optimalisasi layanan yang ada, seperti pemberlakuan sistem satu arah atau one way.
Rekayasa lalu lintas sistem satu arah ini dinilai masih efektif mengendalikan kemacetan tanpa mengganggu perekonomian di sektor wisata, terutama bagi mereka yang tergabung di Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
Baca juga: Pemkab Bogor dan KemenPUPR sepakat tangani Puncak hingga tuntas
"Ada masukan bahwa one way masih menjadi solusi, tidak mengganggu kepentingan teman-teman dari pihak pengusaha yang tergabung di PHRI," ujarnya.
Suntana juga menyiapkan strategi pengoperasian bus gratis bagi para wisatawan di sepanjang jalur Puncak sebagai penanganan jangka menengah.
"Melibatkan bus-bus secara gratis yang disediakan oleh pemerintah bagi masyarakat yang memang tidak bisa ke atas karena one way, karena kepadatan yang sudah begitu tinggi," katanya.
Kementerian Perhubungan RI juga berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dalam mempersiapkan penanganan jangka panjang dengan membangun infrastruktur jalan seperti Tol Caringin-Cisarua-Cianjur, hingga melanjutkan pembangunan Jalur Puncak II.
"Karena 37 persen orang yang berangkat melewati jalur Puncak yang biasa ini itu menuju Cipanas dan Cianjur. Sehingga harus dipecah arusnya agar tidak terpusat lagi di wilayah Puncak," tuturnya.
Baca juga: 20 bangunan di Puncak dibongkar pada penertiban tahap III
Baca juga: Menjaga kenyamanan kawasan Puncak sebagai destinasi wisata
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024
Tags: