Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Prabowo Subianto menekankan pentingnya aksi kolektif untuk mengatasi isu lingkungan, seperti perubahan iklim hingga transisi energi hijau demi mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dalam sesi ketiga KTT G20 di Brasil, Selasa waktu setempat.

Dalam sesi ketiga KTT G20 yang mengangkat tema "Sustainable Development and Energy Transition" tersebut, Presiden menegaskan pentingnya kolaborasi global untuk mengatasi tantangan kemiskinan, kelaparan, dan perubahan iklim, serta tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dan transisi energi hijau.

"Upaya Indonesia saja tidak cukup. Kita memerlukan aksi kolektif dan upaya kolektif (dari negara anggota) G20. Pilar penting lain dari pembangunan berkelanjutan tentu saja lingkungan hidup," kata Prabowo dalam pernyataan melalui tayangan video dari YouTube Sekretariat Presiden yang disaksikan di Jakarta, Rabu.

Presiden mengatakan bahwa dalam sesi sebelumnya, para anggota G20 telah membahas masalah kemiskinan dan kelaparan. Seluruh negara anggota, kata Prabowo, memiliki komitmen yang kuat untuk mengatasi masalah tersebut.

Menurut Presiden, tantangan kemiskinan dan kelaparan memang memengaruhi negara-negara berkembang, pembangunan berkelanjutan dan agenda transisi energi. Oleh karena itu, Presiden menekankan bahwa KTT G20 harus menghasilkan tindakan nyata untuk membantu mencapai SDGs.

Presiden menegaskan pentingnya aksi kolektif dari anggota G20 untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam mengatasi dampak perubahan iklim.

Kepala Negara menjelaskan bahwa Indonesia merasakan dampak langsung perubahan iklim, termasuk kenaikan permukaan laut di pesisir utara Jawa yang berdampak pada ratusan ribu hektare lahan produktif.

"Ini akan memperburuk kemiskinan dan kelaparan. Oleh karena itu, bagi Indonesia tidak ada alternatif lain. Kami berkomitmen penuh untuk mengambil langkah-langkah besar guna mengurangi suhu iklim untuk menyelamatkan lingkungan dan mengatasi situasi tersebut," tegasnya.

Dalam upaya transisi energi hijau, Presiden menyampaikan visi besar Indonesia untuk mencapai emisi karbon nol bersih sebelum tahun 2050 melalui sejumlah upaya, seperti peningkatan penggunaan biodiesel dan konversi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ke energi baru terbarukan.

Sebagai salah satu negara dengan hutan tropis terluas di dunia, Presiden Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia berperan signifikan dalam menjaga keseimbangan iklim global.

Presiden Prabowo menekankan pentingnya komitmen berkelanjutan untuk mengimbangi peran hutan kita dalam menjaga suhu global.

"Indonesia terbuka untuk mengoptimalkan prospek 557 juta ton kredit karbon Indonesia. Kita juga memiliki kapasitas penyimpanan karbon terbesar, dan kita tawarkan ini kepada dunia," kata Presiden.

Turut mendampingi Presiden Prabowo dalam sesi ini adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Baca juga: Melihat kegiatan Presiden Prabowo dalam KTT G20 Brasil
Baca juga: Bilateral Prabowo-Macron bahas kerja sama ekonomi dan alutsista
Baca juga: Airlangga: GAAHP G20 pelajaran penting bagi Program Makan Gratis
Baca juga: Presiden Prabowo bertolak ke Inggris usai hadiri KTT G20 Brasil
Baca juga: Kunjungan kenegaraan tak surutkan dukungan Prabowo untuk timnas