Retno Marsudi tekankan pentingnya bangun kepercayaan oleh humas
20 November 2024 11:42 WIB
Menteri Luar Negeri RI 2014-2024 Retno Marsudi menjadi pembicara pada Forum Hubungan Masyarakat Dunia (WPRF) 2024 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (20/11/2024) ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI 2014-2024 Retno Marsudi menekankan pentingnya membangun kepercayaan oleh praktisi kehumasan dan komunikasi untuk berkontribusi dalam membangun diplomasi publik.
“Untuk mendapatkan kepercayaan itu membutuhkan investasi yang panjang. Dia tidak turun dari langit dan kepercayaan itu diperlukan dalam diplomasi jati diri bangsa,” kata Retno Marsudi di sela Forum Hubungan Masyarakat Dunia (WPRF) 2024 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.
Diplomat senior itu di hadapan peserta forum mengungkapkan kepercayaan menjadi penting berdasarkan pengalamannya menakhodai Kementerian Luar Negeri RI selama satu dekade.
Ia mengungkapkan ketika Indonesia memegang presidensi G20, rasa pesimis dan tekanan datang bertubi-tubi dari sejumlah negara karena bertepatan dengan pecahnya perang di Ukraina.
Namun, dengan upaya dan kerja keras, lanjut dia, Indonesia mampu menavigasi situasi penuh dengan turbulensi politik hingga memberikan hasil pada pertemuan G20 tahun 2022 serta Keketuaan ASEAN 2023.
“Pertanyaannya kenapa Indonesia bisa? Untuk menjawab itu, ada kepercayaan kepada Indonesia,” ucap mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda itu.
Dengan kepercayaan itu,lanjut dia, Indonesia mampu mengenali kekuatan dan mengapitalisasi kekuatan tersebut yang berperan dalam diplomasi publik, jati diri bangsa dan kehumasan.
Tak hanya kepercayaan, ia juga menekankan pentingnya merangkul perbedaan seperti yang terjadi ketika Indonesia memegang tongkat presidensi G20 dengan variasi latar belakang negara peserta yang berbeda.
“Jadi poin saya adalah manfaatkan dan kapitalisasi kekuatan itu dalam diplomasi publik, jati diri bangsa dan kehumasan. Kemampuan humas untuk meyakinkan orang lain juga sangat penting dalam pekerjaan karena tugasnya meyakinkan dan mempengaruhi orang lain,” imbuhnya.
Retno juga memberikan masukan kepada para humas untuk cepat beradaptasi menghadapi dinamika dunia yang saat ini berkembang cepat serta melakukan pendekatan berbasis soft approach.
“Kenali kekuatan dan kelemahan, bangun kepercayaan, perkuat keahlian mempengaruhi dan meyakinkan orang lain, pintar, adaptif dan tangkas karena itu mempengaruhi diplomasi yang baik dan itu berlaku juga untuk humas,” ucap Utusan Khusus PBB Bidang Air itu.
Menteri Luar Negeri RI 2014-2024 itu berbicara pada hari kedua WPRF 2024 yang dilaksanakan salah satunya oleh Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) Indonesia selaku tuan rumah di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, 19-22 November 2024.
Forum itu dihadiri sekitar 1.400 peserta dari 22 negara dengan mengangkat tema pengaruh yang memiliki tujuan untuk kebaikan bersama sebagai respons atas tantangan dan peluang dunia kehumasan global.
Baca juga: 1.400 peserta dari 22 negara hadir di WPRF 2024 di Bali
Baca juga: Menkomdigi akan berbicara di World Public Relations Forum 2024 Bali
Baca juga: Menkominfo: Indonesia perlu humas untuk promosikan ke dunia
“Untuk mendapatkan kepercayaan itu membutuhkan investasi yang panjang. Dia tidak turun dari langit dan kepercayaan itu diperlukan dalam diplomasi jati diri bangsa,” kata Retno Marsudi di sela Forum Hubungan Masyarakat Dunia (WPRF) 2024 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.
Diplomat senior itu di hadapan peserta forum mengungkapkan kepercayaan menjadi penting berdasarkan pengalamannya menakhodai Kementerian Luar Negeri RI selama satu dekade.
Ia mengungkapkan ketika Indonesia memegang presidensi G20, rasa pesimis dan tekanan datang bertubi-tubi dari sejumlah negara karena bertepatan dengan pecahnya perang di Ukraina.
Namun, dengan upaya dan kerja keras, lanjut dia, Indonesia mampu menavigasi situasi penuh dengan turbulensi politik hingga memberikan hasil pada pertemuan G20 tahun 2022 serta Keketuaan ASEAN 2023.
“Pertanyaannya kenapa Indonesia bisa? Untuk menjawab itu, ada kepercayaan kepada Indonesia,” ucap mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda itu.
Dengan kepercayaan itu,lanjut dia, Indonesia mampu mengenali kekuatan dan mengapitalisasi kekuatan tersebut yang berperan dalam diplomasi publik, jati diri bangsa dan kehumasan.
Tak hanya kepercayaan, ia juga menekankan pentingnya merangkul perbedaan seperti yang terjadi ketika Indonesia memegang tongkat presidensi G20 dengan variasi latar belakang negara peserta yang berbeda.
“Jadi poin saya adalah manfaatkan dan kapitalisasi kekuatan itu dalam diplomasi publik, jati diri bangsa dan kehumasan. Kemampuan humas untuk meyakinkan orang lain juga sangat penting dalam pekerjaan karena tugasnya meyakinkan dan mempengaruhi orang lain,” imbuhnya.
Retno juga memberikan masukan kepada para humas untuk cepat beradaptasi menghadapi dinamika dunia yang saat ini berkembang cepat serta melakukan pendekatan berbasis soft approach.
“Kenali kekuatan dan kelemahan, bangun kepercayaan, perkuat keahlian mempengaruhi dan meyakinkan orang lain, pintar, adaptif dan tangkas karena itu mempengaruhi diplomasi yang baik dan itu berlaku juga untuk humas,” ucap Utusan Khusus PBB Bidang Air itu.
Menteri Luar Negeri RI 2014-2024 itu berbicara pada hari kedua WPRF 2024 yang dilaksanakan salah satunya oleh Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) Indonesia selaku tuan rumah di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, 19-22 November 2024.
Forum itu dihadiri sekitar 1.400 peserta dari 22 negara dengan mengangkat tema pengaruh yang memiliki tujuan untuk kebaikan bersama sebagai respons atas tantangan dan peluang dunia kehumasan global.
Baca juga: 1.400 peserta dari 22 negara hadir di WPRF 2024 di Bali
Baca juga: Menkomdigi akan berbicara di World Public Relations Forum 2024 Bali
Baca juga: Menkominfo: Indonesia perlu humas untuk promosikan ke dunia
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024
Tags: