Semarang (ANTARA News) - Proses pembebasan tanah milik warga di tiga kabupaten yang terkena proyek pembangunan Jalan Tol Semarang--Solo ruas Bawen--Solo belum mencapai 100 persen sehingga tahapan lelang belum dapat dimulai.

"Sejauh ini lelang belum bisa dilakukan karena pembebasan lahan di beberapa wilayah masih di bawah 75 persen," kata Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jawa Tengah, Ari Nugroho, saat dihubungi melalui telepon di Semarang, Minggu.

Terkait dengan hal tersebut, Ari mengharapkan pemerintah segera menyelesaikan proses pembebasan tanah yang terkena proyek jalan tol Bawen--Solo yang melewati Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Kabupaten Boyolali.

Ari mengaku tidak mengetahui secara pasti berapa persen yang tanah yang saat ini sudah dibebaskan di dua kabupaten dan satu kota itu.

"Selama pembebasan tanah belum selesai maka proses lelang dan pembangunan konstruksi belum dapat kami mulai pengerjaannya," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa pada jalan tol Bawen--Solo akan dibangun sepuluh jembatan dengan bentang di atas 100 meter, sedangkan yang di bawah bentang 100 meter lebih banyak lagi.

"Hal itu karena kondisi wilayah proyek jalan tol Bawen-Solo berupa lembah dan perbukitan," katanya.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menargetkan proses pembebasan tanah milik warga yang terkena proyek pembangunan Jalan Tol Semarang--Solo ruas Bawen--Solo selesai pada akhir 2014 agar pengerjaannya dapat secepatnya dimulai.

Konstruksi jalan tol Bawen--Solo yang terbagi dalam tiga seksi serta sembilan paket pengerjaan. Pada proyek pengerjaan jalan tol Bawen--Solo dengan panjang total 49,81 kilometer itu memerlukan pembebasan lahan sekitar 350 hektare yang berada di 47 desa dan 34 kecamatan.

Ruas jalan tol Bawen--Salatiga sepanjang 17,57 kilometer, Salatiga--Boyolali 24,5 kilometer, dan Boyolali--Kartasura 7,74 kilometer.

(KR-WSN/A029)