Jakarta (ANTARA News) - Kemajuan teknolgi sepeda saat ini harus diakui jauh berbeda dengan era 1990-an, terutama pada bahan dan desains.
Ini pula yang diakui pebalap sepeda era 1990-an, Hario Tilarso.
",...sepeda-sepeda sekarang ini memang hasil teknologi ya. Jaman-jaman kami dulu enggak ada yang beginian. Masih sepeda biasa yang ditrondoloin (tidak lengkap), dikasih stang bongkok, persneling kita dulu masih ada," ujar Hario di sela ajang balap untuk remaja JIEXpo 9-10 Agustus 2014, Jakarta.
Dokter spesialis kedokteran olahraga ini mengenang, jumlah gigi persneling di eranya hanya sekitar tiga hingga enam saja, namun sekarang sudah sampai 11.
"Jadi Anda bisa bayangkan kalau lihat dari speed atau kecepatan jaman saya itu kira-kira 40 km/jam. Sekarang, 50 km/jam-an apalagi dunia, wah itu kencengnya bukan main, luar biasa," kata dia.
Di samping itu, dari sisi bahan, sepeda saat ini tak terbatas berbahan besi atau aluminium, tetapi juga berbahan karbon.
Hal ini, menurut Hario, membuat pengendara bisa menggowes lebih ringan.
Sementara itu, pebalap sepeda peraih lima medali emas dalam beberapa ajang balap internasional sejak 1989, Nurhayati, juga berusaha mengenang masa dulu.
"Jaman dulu semuanya serba terbatas ya. Terus terang kita mau cari sepeda yang bagus itu agak susah. Beda dengan sekarang, asal kita ada uang, istilahnya beli di Indonesia juga sudah banyak yang bagus," kata dia.
Sekalipun demikian, Nurhayati melihat semangat para pebalap di masa lalu tak kalah dengan sekarang, bahkan mungkin jauh lebih tinggi.
"Tetapi, semangatnya jaman dulu itu tidak kalah sama yang sekarang. Soal rasa nasionalismenya itu saya bilang lebih hebat jaman dulu dibanding jaman sekarang," ungkap Nurhayati.
"Karena jaman dulu, kalau kita sudah bener-bener bisa mewakili negara, itu bangganya luar biasa," tutupnya.
Lain dulu, lain sekarang, lain sepeda
Oleh Lia Wanadriani Santosa
10 Agustus 2014 09:01 WIB
Fixie, jenis sepeda urban. Sepeda ini terbuat dari bahan karbon dan baja. (ANTARA News/ Lia Wanadriani Santosa)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014
Tags: