Jakarta (ANTARA) - Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa, mendapat pembekalan soal gaya hidup sehat dalam bekerja serta menjaga kondisi kesehatan agar tetap prima dari praktisi medis sekaligus pegiat media sosial dr Tirta Mandira Hudhi.

"Dokter Tirta diundang oleh Biro SDM KPK ke Komisi Pemberantasan Korupsi untuk memberikan atau sharing pengalaman dan pengetahuan kepada seluruh pegawai bagaimana menyeimbangkan antara pekerjaan, kehidupan. Istilah keren-nya zaman sekarang work-life balance ya," kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa.

Tessa mengatakan dalam pembekalan tersebut dr Tirta memberikan tips-tips kepada pegawai KPK untuk menghadapi beban dan tekanan pekerjaan secara sehat.

Kegiatan itu juga menjadi sesi berbagi soal bagaimana mengatur pola makan, olahraga, istirahat, dan pengelolaan stres dalam rutinitas kerja. Serta Pola hidup seimbang yang sangat penting untuk menjaga stamina kesehatan agar tetap prima.

"Intinya bagaimana KPK sebagai lembaga yang pekerjaannya mungkin sebagian ada yang pressure-nya lebih atau tekanan lebih dibanding pegawai lainnya. Beliau memberikan tips-tips bagaimana bisa mengatasi dan mengantisipasi," ujarnya.

Dia mengatakan pembekalan tersebut adalah kegiatan rutin yang diselenggarakan lembaga antirasuah untuk para pegawainya dan memang mengundang praktisi-praktisi kesehatan sebagai pembicara-nya.

Baca juga: Kemenparekraf: Pusbatara Run 2024 tekankan pentingnya gaya hidup sehat

Baca juga: Gaya hidup yang dapat kurangi risiko stroke


"Jadi ini memang kebutuhan yang diperlukan secara umum. Mungkin ini akan dilakukan secara rutin tiap tahun dan tidak hanya dr Tirta saja, mungkin dokter-dokter lainnya. Jadi kita tunggu saja," kata Tessa.

Pada kesempatan terpisah, dr Tirta yang ditemui usai memberikan pembekalan kepada pegawai KPK menilai tingkat stres pegawai KPK terbilang tinggi dan bila tidak ditangani dengan tepat hal itu bisa menimbulkan masalah kesehatan.

"Kerja di KPK stress-nya tinggi, dari tekanan kerja atau tekanan eksternal dan stress kerja itu merupakan faktor, salah satu faktor utama untuk membuat penyakit sindrom metabolik. Itulah tugas saya ke sini," ujarnya.

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada itu mengatakan dirinya diundang untuk memberikan tips mencegah dan mengatasi kondisi tersebut.

"Iya mengedukasi untuk olahraga yang benar. Jadi cara mengontrol kerjanya. Karena kita tahu penyakit itu tidak hanya muncul, terutama metabolik, dari gaya hidup mager (malas gerak), tapi stres kerja," ujarnya.