Surabaya (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup (LH) sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (RI) Hanif Faisol Nurofiq mengapresiasi langkah kongkrit Kota Surabaya, Jawa Timur, dalam mengelola sampah.
"Kami siap mengadopsi dan mereplikasi, hingga
menskill up (meningkatkan) langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terhadap pengelolaan sampah," kata Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq di sela kunjungan ke ke Bank Sampah Induk, dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) Benowo Kota Surabaya, Selasa.
"Surabaya sudah demikian maju dalam pengelolaan sampah, saya akan adopsi, kami akan
skill up, termasuk area sungainya. Seperti yang dilakukan oleh Surabaya sejak beberapa tahun yang lalu melalui Sungai Kalimas menjadi bersih, kami akan
skill up sampai ke ujungnya. Tentunya kami akan replikasi untuk sungai-sungai di Jakarta dan kota-kota besar yang lainnya," kata Hanif.
Pihaknya akan segera berkolaborasi dengan Pemkot Surabaya dan diharapkan ke depan setiap RT/RW memiliki Bank Sampah Unit (BSU) serta tiap kecamatan memiliki bank sampah induk.
“Sehingga beban sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) akan semakin berkurang. Pemerintah daerah yang serius, seperti Surabaya, akan kami
skill up. Kami akan berkolaborasi dengan Pemkot Surabaya, kami tidak akan malu turun ke bawah untuk membangun sinergi dalam penanganan sampah," ujarnya.
Menurutnya, penyelesaian sampah wajib dilakukan dengan berbagai macam cara, sehingga diperlukan beragam kebijakan untuk menyikapi penanganan sampah. Ia mencontohkan, seperti di Surabaya, para pelajarnya ikut mengelola sampah daur ulang dan pihaknya akan mendukung terus langkah-langkah Pemkot Surabaya.
"Kita fokuskan dulu di hulu agar tidak membebani PLTSA. Setiap harinya produksi sampah di Surabaya mencapai 1.800, kemudian di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Benowo tercatat sekitar 1.500 ton sampah yang masuk, 1.000 ton diantaranya telah dikelola oleh PLTSA,” ujar dia.
Baca juga: DLH: 1.500 ton sampah per hari masuk ke TPA Benowo Surabaya