Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menyebut program makan bergizi gratis dapat memberikan dampak positif terhadap perdagangan dalam negeri apabila bahan bakunya berasal dari produk lokal.


"Kalau bahan bakunya itu dipastikan di Indonesia, itu kan sebetulnya mendorong dari kekuatan kita dan memperbaiki dari sisi trade, neracanya," ujar Faisal di Jakarta, Selasa.

Faisal menyampaikan penggunaan bahan baku lokal dapat menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar.

Menurutnya, menu-menu dalam program makan bergizi gratis dapat disesuaikan dengan bahan baku unggulan dari tiap daerah.

Dengan menggunakan bahan baku tersebut, maka pemerintah setempat tidak perlu membeli dari daerah lain.

Sebaliknya, apabila bahan baku tersebut berasal luar negeri atau impor, maka dapat menurunkan surplus neraca perdagangan.

"Kalau itu (bahan baku) dari impor, entah susu atau apa, justru akan mendorong impornya. Terhadap trade, itu justru menurunkan surplusnya," katanya.

Program makan bergizi gratis, kata Faisal, saat ini masih belum memiliki format yang pasti terkait dengan asal bahan bakunya.

Menurut Faisal, pemerintah masih melakukan ujicoba terhadap menu dan juga ketersediaan makanan di sekolah-sekolah.

Ia berharap, ke depannya pemerintah bisa menyediakan menu yang dimiliki oleh masing-masing daerah sehingga dapat memperkuat perdagangan dalam negeri.

"Jadi nanti menunya juga disesuaikan dengan kekuatan dari masing-masing daerah, yang bisa memproduksi ayam, ikan dan lain-lain. Ini saya pikir bisa memperkuat dari sisi trade," ucap Faisal.