BI ungkap sinyal penghasilan warga Bali tumbuh positif
19 November 2024 18:21 WIB
Aktivitas perdagangan di Pasar Badung, Denpasar, Bali, Selasa (19/11/2024) ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Denpasar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali mengungkapkan sinyal penghasilan warga di Pulau Dewata tumbuh positif dalam enam bulan mendatang berdasarkan hasil survei keyakinan konsumen.
“Indeks ekspektasi penghasilan enam bulan mendatang tumbuh 2,8 persen menjadi sebesar 149,” kata Kepala Perwakilan BI Bali Erwin Soeriadimadja di Denpasar, Selasa.
Ia menjelaskan ekspektasi konsumen yang tetap terjaga enam bulan ke depan itu berpotensi mempengaruhi perkembangan konsumsi rumah tangga, perkembangan investasi, meningkatnya produktivitas dan daya saing serta membuka peluang mendorong pertumbuhan ekonomi Bali.
Untuk menjaga daya beli masyarakat, pihaknya bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali mengawal stabilitas pasokan dan harga komoditas agar inflasi terjaga sesuai sasaran rentang 2,5 persen plus minus satu persen.
Selain itu, menjaga daya beli petani dengan mendorong terciptanya ekosistem pangan terintegrasi yang melibatkan perusahaan milik daerah sebagai pembeli untuk menjaga stabilitas harga, dengan margin harga di tingkat petani dan konsumen yang lebih berimbang.
Baca juga: BI tekankan hilirisasi dan pengembangan infrastruktur di Bali Utara
Sinyal positif terkait penghasilan masyarakat enam bulan mendatang itu sejalan dengan survei ekspektasi penjualan eceran.
Erwin menjelaskan peningkatan indeks penjualan riil (IPR) di Bali secara tahunan menunjukkan optimisme penjualan ritel yang semakin membaik sehingga mampu mendorong kontribusi lapangan usaha Perdagangan.
BI memperkirakan enam bulan mendatang atau pada Maret 2025, penjualan eceran di Bali meningkat berdasarkan survei responden yang menunjukkan indeks ekspektasi penjualan (IEP) Maret 2025 tercatat sebesar 190 atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat 184.
Sebagai gambaran, kinerja penjualan eceran di Pulau Dewata pada Oktober 2024 mencapai indeks 118,1 atau berada di level optimis di atas 100.
“IPR Bali tetap dalam tren peningkatan selama 33 bulan terakhir,” kata Erwin.
Baca juga: BI tekankan ekonomi hijau berpeluang dongkrak UMKM di Bali
Survei penjualan eceran merupakan survei bulanan terhadap 100 penjual eceran/pengecer di Kota Denpasar dan sekitarnya untuk memperoleh informasi dini mengenai arah pergerakan pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi.
Meningkatnya penjualan eceran tersebut didorong oleh pertumbuhan sub kelompok suku cadang dan aksesori, bahan bakar kendaraan bermotor, barang budaya dan rekreasi, serta peralatan informasi dan komunikasi.
“Indeks ekspektasi penghasilan enam bulan mendatang tumbuh 2,8 persen menjadi sebesar 149,” kata Kepala Perwakilan BI Bali Erwin Soeriadimadja di Denpasar, Selasa.
Ia menjelaskan ekspektasi konsumen yang tetap terjaga enam bulan ke depan itu berpotensi mempengaruhi perkembangan konsumsi rumah tangga, perkembangan investasi, meningkatnya produktivitas dan daya saing serta membuka peluang mendorong pertumbuhan ekonomi Bali.
Untuk menjaga daya beli masyarakat, pihaknya bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali mengawal stabilitas pasokan dan harga komoditas agar inflasi terjaga sesuai sasaran rentang 2,5 persen plus minus satu persen.
Selain itu, menjaga daya beli petani dengan mendorong terciptanya ekosistem pangan terintegrasi yang melibatkan perusahaan milik daerah sebagai pembeli untuk menjaga stabilitas harga, dengan margin harga di tingkat petani dan konsumen yang lebih berimbang.
Baca juga: BI tekankan hilirisasi dan pengembangan infrastruktur di Bali Utara
Sinyal positif terkait penghasilan masyarakat enam bulan mendatang itu sejalan dengan survei ekspektasi penjualan eceran.
Erwin menjelaskan peningkatan indeks penjualan riil (IPR) di Bali secara tahunan menunjukkan optimisme penjualan ritel yang semakin membaik sehingga mampu mendorong kontribusi lapangan usaha Perdagangan.
BI memperkirakan enam bulan mendatang atau pada Maret 2025, penjualan eceran di Bali meningkat berdasarkan survei responden yang menunjukkan indeks ekspektasi penjualan (IEP) Maret 2025 tercatat sebesar 190 atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat 184.
Sebagai gambaran, kinerja penjualan eceran di Pulau Dewata pada Oktober 2024 mencapai indeks 118,1 atau berada di level optimis di atas 100.
“IPR Bali tetap dalam tren peningkatan selama 33 bulan terakhir,” kata Erwin.
Baca juga: BI tekankan ekonomi hijau berpeluang dongkrak UMKM di Bali
Survei penjualan eceran merupakan survei bulanan terhadap 100 penjual eceran/pengecer di Kota Denpasar dan sekitarnya untuk memperoleh informasi dini mengenai arah pergerakan pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi.
Meningkatnya penjualan eceran tersebut didorong oleh pertumbuhan sub kelompok suku cadang dan aksesori, bahan bakar kendaraan bermotor, barang budaya dan rekreasi, serta peralatan informasi dan komunikasi.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: