Pekanbaru (ANTARA) - Provinsi Riau berada di jantung Pulau Sumatera. Posisi ini dinilai sangat menguntungkan. Riau yang strategis bisa bersolek sedemikian rupa sehingga dapat menjadi daerah wisata. Dengan kreativitas dan inovasi dari pemerintah, pihak swasta dan masyarakatnya, maka Bumi Lancang Kuning tidak mustahil akan menjadi destinasi wisata yang diminati wisatawan.
Meskipun Riau selama ini lebih dikenal dengan sektor industri dan perkebunan, potensi pariwisata di daerah ini sebenarnya sangat besar. Dengan sentuhan yang baik, keindahan alamnya yang masih alami, serta budaya yang kaya, membuat Riau akan semakin diminati oleh wisatawan.
Untuk menjadi destinasi wisata andalan hal yang harus dilakukan Provinsi Riau adalah memanfaatkan potensi yang ada, misalnya memaksimalkan wisata alam, wisata sejarah dan budaya, kuliner serta wisata-wisata lainnya, dan digarap secara maksimal.
Beberapa tempat wisata alam yang cukup terkenal di Riau di antaranya adalah Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Danau Raja dan pantai. Taman Nasional Bukit Tiga Puluh berada di perbatasan Riau dan Jambi. Taman nasional ini memiliki kekayaan flora dan fauna yang luar biasa, termasuk orangutan Sumatera yang langka.
Sedangkan Danau Raja yang indah berada di Kabupaten Siak, dengan air yang jernih dan pemandangan yang menenangkan. Sementara sepanjang pesisir Riau terdapat beberapa pantai yang eksotis, seperti Pantai Bintan dan Pantai Rupat yang menawarkan keindahan alam dan suasana yang tenang.
Riau yang dikenal sebagai daerah perkebunan dan industri, banyak hotel dan penginapan dibangun di provinsi ini, khususnya untuk mendukung aktivitas para pelaku usaha. Hal ini membuktikan pertumbuhan daerah ini terus berkembang mengingat banyak pabrik kelapa sawit, industri minyak bumi dan gas, batu bara, dan lainnya.
Banyaknya para pekerja di sektor industri tersebut bisa dipastikan membutuhkan tempat wisata atau hiburan untuk melepas penat selepas bekerja secara rutin. Hal inilah yang harus dipikirkan pemerintah daerah dan pelaku wisata kreatif agar mereka betah di Riau tanpa harus membuang uang di provinsi tetangga.
Riau memiliki warisan budaya yang kaya, utamanya budaya pengaruh Melayu yang kuat. Beberapa tempat yang dapat ditemukan di Riau yang menyimpan nilai sejarah dan budaya, antara lain Istana Siak, Masjid An-Nur Pekanbaru dan pusat-pusat kerajinan tradisional.
Istana Siak yang megah adalah saksi sejarah kejayaan Kesultanan Siak Sri Indrapura dan menjadi salah satu situs sejarah penting di Riau. Sedangkan Masjid Agung An-Nur Pekanbaru tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga ikon arsitektur modern dengan sentuhan tradisional Melayu.
Adapun di pusat-pusat kerajinan tradisional di Riau dapat ditemukan berbagai kerajinan tangan khas Melayu, seperti songket dan anyaman bambu yang memikat.
Riau juga memiliki potensi besar di bidang ekowisata dan wisata bahari, berkat lokasi geografisnya yang strategis di sepanjang Selat Malaka, yakni Pulau Bintan dan Pulau Rupat. Pulau Bintan adalah destinasi wisata yang terkenal dengan resor mewah, pantai yang indah, serta aktivitas seperti snorkeling dan diving. Sedangkan Pulau Rupat terkenal dengan pantai-pantai yang masih alami, sangat cocok untuk wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam.
Halal hub
Guna mendukung Riau menjadi destinasi wisata, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau berencana menjadikan Bumi Lancang Kuning ini sebagai global hub halal di tingkat nasional.
"Provinsi Riau ingin mengambil peran dalam bidang industri halal. Dengan potensi yang dimiliki oleh 12 kabupaten/kota, kita dapat menjadikan Provinsi Riau sebagai global hub halal di tingkat regional maupun nasional," kata Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Riau Taufik Oesman Hamid di Pekanbaru belum lama ini.
Pengembangan industri halal di daerah perlu dilakukan, mengingat saat ini sektor tersebut kian berkembang pesat dan memiliki peluang yang menjanjikan bagi perekonomian daerah.
Industri halal saat ini berkembang pesat di seluruh dunia, tak hanya di negara-negara yang mayoritasnya muslim tapi juga di negara-negara non muslim. Hal ini tentu akan berdampak positif terhadap roda perekonomian, penciptaan lapangan kerja, dan meningkatkan investasi di Riau.
Tak hanya di sektor kuliner, rencananya pengembangan industri halal di Provinsi Riau juga akan berfokus pada industri kosmetik, farmasi, dan pariwisata. Dengan dilakukannya pengembangan di berbagai sektor tersebut, diharapkan mampu menjamin kehalalan dan mutu dari berbagai macam produk yang beredar di pasaran.
Oleh sebab itu, sudah sepantasnya seluruh pihak baik Pemerintah Kabupaten/Kota, para produsen hingga masyarakat agar dapat bahu-membahu dalam menyukseskan pelaksanaan rencana tersebut.
Dukungan dan peran Pemerintah Daerah sangat dibutuhkan untuk menyongsong pemberlakuan kewajiban sertifikasi halal bagi produk makanan dan minuman dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Kesadaran masyarakat
Guna mendukung Riau menjadi destinasi wisata unggulan, maka kesadaran masyarakat juga mutlak diperlukan, seperti turut menjaga kebersihan, keamanan dan ketertiban. Masyarakat harus sadar wisata.
Sejumlah agenda wisata tahunan di Riau yang sudah dikenal dan menjadi agenda wisata nasional antara lain Festival Bakar Tongkang di Kabupaten Rokan Hilir, Festival Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi, Serindit Boat Race di Kabupaten Siak, Festival Perang Air di Kabupaten Kepulauan Meranti atau Festival Bono Surfing di Kabupaten Pelalawan. Berbagai ajang wisata tahunan tersebut selalu dikunjungi puluhan ribu orang dari berbagai daerah bahkan dari luar negeri.
Aset-aset wisata tersebut harus dijaga kelestariannya, karena efek gandanya bisa dirasakan masyarakat, seperti penginapan/hotel yang ramai, rumah makan banyak pesanan atau aktivitas sewa kendaraan jadi meningkat dan lain sebagainya. Belum lagi, kegiatan usaha mikro kecil menengah (UMKM) menggeliat seperti meningkatnya penjualan aneka suvenir dan oleh-oleh khas Riau lainnya.
Bumi Lancang Kuning akan memiliki pemimpin baru hasil dari Pilkada Serentak 2024. Para pemimpin baru yang terpilih nantinya diharapkan juga peduli dengan wisata daerahnya, seperti membuka akses jalan, mempermudah investasi atau memberikan jaminan keamanan bagi para pengunjung dan investor.
Provinsi Riau sudah selayaknya menjadi magnet wisata tanpa mengesampingkan sektor lainnya seperti pertambangan dan perkebunan yang sudah mengakar di daerah ini. Terlebih lagi, akses untuk menuju daerah berpenduduk sekitar 6,8 juta jiwa ini sangat mudah. Sudah banyak penerbangan yang langsung menuju ke Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, baik dari Jakarta, Yogyakarta, Medan atau bahkan dari Kuala Lumpur atau Singapura yang merupakan daerah tetangga.
Akses tol dari berbagai daerah di Sumatera juga segera akan terhubung mulai dari Lampung hingga Banda Aceh. Hal itu bisa adalah sebuah kemudahan tersendiri. Akses menuju Riau kian mudah.
Riau memiliki peluang besar untuk terus berkembang menjadi destinasi wisata utama di Indonesia, baik untuk wisata alam, budaya, maupun kuliner. Inisiatif dan inovasi seperti promosi wisata melalui media sosial, pengembangan fasilitas pendukung wisata, dan peningkatan layanan transportasi membuat Riau semakin terbuka untuk menggaet wisatawan baik lokal maupun internasional.
Artikel
Riau menuju pusat wisata di Sumatera
Oleh Riski Maruto
19 November 2024 13:45 WIB
Istana Siak Sri Indrapura di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. (ANTARA/Aswaddy Hamid)
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2024
Tags: