Jakarta (ANTARA) - Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Canberra (UC) menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang kerja sama penelitian sistem pengelolaan bis listrik di kampus UC, Australia pada Senin (18/11).

MoU tersebut ditandatangani Dekan Fakultas Teknik UNS Wahyudi Sutopo dan Dekan Fakultas Sain dan Teknologi UC Janine Deakin serta disaksikan oleh Duta Besar RI untuk Australia, Siswo Pramono dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Mukhamad Najib.

Melalui siaran pers KBRI Canberra di Jakarta, Selasa, Dubes Siswo mengatakan saat ini muncul kesadaran bersama untuk meninggalkan bahan bakar fosil guna menjaga keberlanjutan lingkungan.

Kendaraan listrik, menurut dia, menjadi alternatif terbaik yang ramah lingkungan, sehingga kerja sama penelitian antara UNS dan UC yang berfokus pada sistem pengelolaan bis listrik dinilai sangat strategis.

Pihak KBRI Canberra menyebutkan bahwa pemerintah RI dan Australia memiliki perhatian yang sama dalam isu transisi energi dan pembangunan berkelanjutan dan kerja sama tersebut sejalan dengan upaya bersama dalam mengurangi emisi carbon di kedua negara.

Kantor Atdikbud KBRI Canberra menyatakan siap mendukung dan memfasilitasi kerja sama antar universitas di Indonesia dan Australia, baik dalam bidang pendidikan maupun penelitian dan kerja sama UNS-UC diharapkan berlangsung produktif dan memberikan dampak positif bagi kedua pihak, katanya.

Baca juga: Indonesia-Australia tingkatkan kemitraan strategis sektor pendidikan

Sementara itu, Wahyudi menyebutkan bahwa penandatanganan MoU tersebut menegaskan komitmen untuk bekerja sama, berinovasi, dan menciptakan nilai yang melampaui kemampuan individu masing-masing.

Kemudian, Dekan Janine juga mengaku sangat gembira atas inisiatif kerja sama UC-UNS, yang menurutnya sebagai pembuka jalan aktivitas kerja sama yang lebih luas yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang berdampak positif bagi lingkungan.

Kerja sama UNS dan UC melingkupi tiga tahapan, yakni: penelitian sistem pengelolaan bis listrik yang ramah lingkungan, uji coba pelaksanaan sistem dan pelatihan untuk peningkatan kapasitas operator dalam sistem pengelolaan bis listrik.

Proyek tersebut nantinya akan diujicobakan pada dua koridor angkutan umum di Kota Surakarta, di mana sistem pengelolaan bis listrik akan beroperasi. Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah sebagai sumber energi listrik yang akan digunakan untuk sistem pengelolaan bis listrik nantinya juga akan diteliti.

Selain peneliti UNS dan UC, proyek tersebut juga akan melibatkan berbagai institusi di Indonesia dan Australia di antaranya Dinas Perhubungan Pemerintah Kota Surakarta, Universitas Multi Media Nusantara, Indonesia Climate and Energy Institute (ICE), Yayasan ICLE, National Electric Vehicle Centre of Excellence (NEVCE), EV Energy Pty.Ltd dan ITP Renewables (Australia) Pty.Ltd.

Baca juga: Kemkomdigi bahas kemitraan sektor digital dengan Kedubes Australia