Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore melemah 20 poin menjadi Rp11.770 dibanding sebelumnya Rp11.750 per dolar AS.
Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Jumat, mengatakan masih banyak sentimen risiko pasar di negara-negara berkembang yang kembali memicu mata uang rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS.
"Kombinasi sentimen domestik dan global yang negatif kembali menekan mata uang rupiah terhadap dolar AS di pasar uang domestik," ujar dia.
Ia mengemukakan dari dalam negeri, pelaku pasar uang masih "wait and see" dari hasil gugatan pemilihan umum presiden (pilpres) di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Kondisi itu mendorong sebagian pelaku pasar mengalihkan nilai asetnya ke dalam bentuk dolar AS untuk menjaga risiko. Meski rupiah melemah, namun mata uang rupiah masih cukup stabil, Bank Indonesia (BI) juga masih menjaga flktuasinya," kata dia.
Dari eksternal, ia menambahkan data manufaktur negara-negara Eropa sebagian besar mengalami perlambatan yang menunjukkan perbaikan ekonomi di kawasan itu akan tertahan.
"Mata uang euro juga mengalami tekanan di tengah ketidakpastian seperti saat ini mata uang yang diminati investor di pasar uang dolar AS, dan yen Jepang," katanya.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini (8/8), tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp11.822 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp11.766 per dolar AS.
Rupiah melemah 20 poin menjadi Rp11.770
8 Agustus 2014 17:48 WIB
Mata uang rupiah. (ANTARA/PRASETYO UTOMO)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014
Tags: