Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf memberikan santunan kepada korban longsor di Pondok Pesantren (Ponpes) Terpadu Darussyifa Al Fithroh Yaspida, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat senilai Rp381.480.000.

"Kejadian ini sebagai nasehat, kita lakukan evaluasi, biar ke depan bisa kita antisipasi lebih jauh lagi. Kita tentunya berduka, mudah-mudahan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," ujar Mensos yang akrab disapa Gus Ipul pada Senin.

Mensos menegaskan, pemberian santunan tersebut merupakan bagian dari perintah Presiden Prabowo Subianto untuk dapat merespons setiap bencana yang terjadi secara cepat, terukur, dan sesuai dengan prosedur.

"Ini yang kita lakukan selama ini dalam rangka menindaklanjuti arahan Bapak Presiden, agar ketika ada bencana, kita bisa memberikan dukungan sesuai dengan tugas dan kewenangan kita," ujar dia.

Baca juga: Mensos apresiasi penerima bansos di Sukabumi sukses bantu permakanan

Baca juga: Mensos tegaskan bansos kedaruratan tetap disalurkan jelang Pilkada


Gus Ipul menyebutkan di Sukabumi terdapat tujuh lumbung sosial yang disediakan oleh Kemensos untuk membantu korban bencana dan dapat digunakan sewaktu-waktu untuk keperluan kedaruratan.

"Ketika ada bencana, ada tenda, permakanan, pakaian untuk ibu-ibu dan anak-anak, hal-hal yang berkaitan dengan keperluan kedaruratan," ucapnya.

Selain memberikan penguatan atau dukungan di bidang logistik dan tempat pengungsian, Mensos menyebutkan pihaknya juga memberikan santunan kepada korban, baik bagi yang wafat maupun yang luka-luka, dan khusus di Sukabumi, program yang dilakukan Kemensos cukup beragam dengan total Rp599 miliar.

"Mulai dari bantuan keberlanjutan hidup (BKH), bantuan sosial (bansos), dan juga program rehabilitasi yang nilainya khusus untuk Kabupaten Sukabumi itu hampir Rp600 miliar selama satu tahun untuk macam-macam program, apa cukup? Ya, masih belum cukup," paparnya.

Untuk itu, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial, Kemensos bekerja sama dengan pemerintah daerah agar program bantuan yang disalurkan dapat tepat sasaran.

"Di tujuh lumbung sosial itu, monitoringnya oleh daerah, jadi kita kerja sama, dari Kementerian Sosial ada, tetapi ini kerja sama kita titik-titiknya diketahui, beliau (pemda) yang menyiapkan dulu tempatnya, kita yang mengisi begitu, di desa-desa yang rawan terhadap bencana itu," tuturnya.

Sementara itu, Pimpinan Ponpes Darussyifa Al-Fithroh E. Supriatna Mubarak menyampaikan kehadiran Mensos dapat menjadi obat bagi seluruh penghuni pesantren, utamanya bagi keluarga korban.

"Mudah-mudahan kehadiran beliau dapat memberikan obat bagi kita semua, karena kehadiran beliau lebih dari dokter spesialis yang dapat menyembuhkan kita semua, utamanya bantuan yang diberikan kepada orang tua korban, mudah-mudahan semua orang tua korban diberikan keikhlasan," ucapnya.

Suriatna juga menyampaikan bahwa Ponpes Darussyifa telah membentuk santri siaga bencana sesuai dengan arahan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

"Insyaallah itu sudah kami lakukan dan sekarang sudah ada piket, juga selalu diawasi oleh kepolisian dan TNI," tuturnya.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi melaporkan empat santri meninggal dunia dan lima santri mengalami luka-luka di Ponpes Darussyifa Al-Fithroh Yaspida akibat tertimbun tanggul kolam yang roboh pada Rabu (13/11).

Pengurus Yaspida Sukabumi juga mengakui bahwa lokasi kejadian robohnya tanggul kolam dan menimpa santri merupakan lokasi rawan longsor.

Untuk itu, pihak Ponpes telah mengimbau kepada seluruh santri dan siapapun untuk tidak beraktivitas di sekitar lokasi.*

Baca juga: Mensos beri motivasi pada penderita gangguan jiwa di sentra Sukabumi

Baca juga: Kemensos beri santunan seluruh korban longsor Sukabumi