Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Sekretariat Wakil Presiden RI (Setwapres) Suprayoga Hadi menyampaikan pihaknya optimistis Strategi Nasional (Stranas) terkait stunting yang baru dapat mendorong penurunan stunting di Indonesia.

Kerangka kerja yang lebih terfokus dan berbasis pencegahan ini diharapkan dapat mendorong pencapaian target prevalensi stunting turun menjadi 14,2 persen pada 2029 dan mencapai 5 persen pada 2045.

“Indonesia telah diakui dunia sebagai contoh terbaik dalam penurunan stunting. Dengan Stranas baru, kita optimistis dapat terus mencetak prestasi dan membangun generasi yang sehat serta cerdas,” kata Suprayoga dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 yang disiarkan secara daring di Jakarta, Senin.

Stranas ini akan dituangkan dalam revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 yang akan menjadi acuan strategis hingga 2029. Proses penyusunan Perpres ini, menurut Suprayoga, hampir selesai dan diharapkan terbit pada Januari 2025.

Suprayoga menjelaskan bahwa Stranas yang tengah disiapkan untuk periode 2025-2029 memiliki pendekatan yang berbeda dibandingkan periode sebelumnya. Strategi ini tidak hanya melibatkan pemberian intervensi spesifik dan sensitif, tetapi juga mencakup identifikasi lima kelompok sasaran utama.

"Lima kelompok sasaran prioritas ibu hamil, ibu menyusui, baduta (balita di bawah dua tahun), balita (usia 2-5 tahun), serta remaja putri dan calon pengantin," ujar dia.

Stranas terdahulu memiliki fokus utama untuk percepatan penurunan angka stunting. Kini, dengan Stranas terbaru, paradigma pencegahan mendapat porsi yang lebih besar. Pendekatan ini mencakup pemenuhan gizi seimbang, pemeriksaan kesehatan rutin bagi calon pengantin, serta edukasi bagi remaja putri dan ibu hamil.

Dengan penyusunan Stranas yang lebih terfokus pada pencegahan dan pendekatan berbasis kelompok sasaran, pemerintah Indonesia tidak hanya menetapkan arah yang jelas untuk mengatasi stunting, tetapi juga memperkuat komitmen untuk menciptakan generasi masa depan yang sehat dan produktif.

Adapun salah satu program andalan yang akan mendukung Stranas ini adalah program prioritas nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mulai diluncurkan pada Januari 2025.

Suprayoga pun menekankan pentingnya sinergi antara program makan bergizi gratis dengan Stranas untuk memastikan masyarakat dapat merasakan manfaat secara langsung. Langkah ini diharapkan mencegah dampak jangka panjang dari stunting yang sulit untuk diperbaiki.

Stranas baru juga akan menyesuaikan dengan struktur pemerintahan yang lebih inklusif. Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) serta Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan menjadi pemimpin utama, dengan didukung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam implementasi di lapangan.

“Stranas ini akan menjadi landasan yang kuat untuk memastikan kesinambungan program hingga lima tahun ke depan,” kata Suprayoga.

Baca juga: Setwapres: Fokus pemerintah di lima tahun ke depan terkait stunting
Baca juga: BKKBN: Komitmen pemerintah daerah dapat sukseskan MBG di 2025