Seekor komodo jantan koleksi KBS mati
7 Agustus 2014 17:55 WIB
Seekor komodo ditemukan mati di salah satu kandang komodo, di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Sabtu (1/2). Kematian satwa dilindungi itu terulang lagi hari ini dan pada Juni lalu. (ANTARA FOTO/Eric Ireng)
Surabaya (ANTARA News) - Seekor komodo jantan berusia 11 tahun koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS) ditemukan mati di kandangnya, Kamis, yang diduga akibat gangguan pencernaan.
Humas Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS Agus Supangkat mengatakan komodo yang mati di kandangnya ini ditemukan pertama kali oleh keeper atau penjaga kandang sekitar pukul 06.00 WIB saat akan membersihkan kandang.
"Komodo ditemukan di kandang sudah dalam keadaan mati. Kematian satwa ini murni karena gangguan perncernaan. Sebab, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuhnya," katanya.
Meski begitu, lanjut dia, untuk memastikan penyebab kematian Komodo itu, pihak PDTS KBS menunggu hasil laboratorium. "Sudah kita kirim ke Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) untuk diperiksa," ujarnya.
Direktur Operasional dan dokter hewan KBS drh Liang Kaspe menambahkan hasil otopsi sementara ada gangguan pencernaan. Itu dibuktikan dengan adanya bintik-bintik merah di dinding usus dan lambung.
Selain itu, lanjut dia, di lambung Komodo juga ada sisa tulang, sedangkan di usus ada sisa daging sapi yang sudah berupa cairan. Liang Kaspe juga memastikan kondisi Komodo yang merupakan hasil penetasan KBS pada 2003 kondisinya sehat dan tidak ada penyakit.
Selain ada warna kemerahan di dinding usus dan lambung Komodo yang mati, Liang Kaspe juga menyebut ada bekas luka di kulit satwa jenis reptil ini. "Tapi itu wajar ya, luka itu karena berkelahi dengan binatang lain, sekarang kan musim kawin," jelasnya.
Matinya satu ekor Komodo ini mengurangi koleksi KBS. Saat ini jumlah koleksi satwa Komodo di KBS tersisa 72 ekor. Namun, jumlah itu akan bertambah karena ada penangkaran satwa Komodo di KBS.
Humas Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS Agus Supangkat mengatakan komodo yang mati di kandangnya ini ditemukan pertama kali oleh keeper atau penjaga kandang sekitar pukul 06.00 WIB saat akan membersihkan kandang.
"Komodo ditemukan di kandang sudah dalam keadaan mati. Kematian satwa ini murni karena gangguan perncernaan. Sebab, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuhnya," katanya.
Meski begitu, lanjut dia, untuk memastikan penyebab kematian Komodo itu, pihak PDTS KBS menunggu hasil laboratorium. "Sudah kita kirim ke Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) untuk diperiksa," ujarnya.
Direktur Operasional dan dokter hewan KBS drh Liang Kaspe menambahkan hasil otopsi sementara ada gangguan pencernaan. Itu dibuktikan dengan adanya bintik-bintik merah di dinding usus dan lambung.
Selain itu, lanjut dia, di lambung Komodo juga ada sisa tulang, sedangkan di usus ada sisa daging sapi yang sudah berupa cairan. Liang Kaspe juga memastikan kondisi Komodo yang merupakan hasil penetasan KBS pada 2003 kondisinya sehat dan tidak ada penyakit.
Selain ada warna kemerahan di dinding usus dan lambung Komodo yang mati, Liang Kaspe juga menyebut ada bekas luka di kulit satwa jenis reptil ini. "Tapi itu wajar ya, luka itu karena berkelahi dengan binatang lain, sekarang kan musim kawin," jelasnya.
Matinya satu ekor Komodo ini mengurangi koleksi KBS. Saat ini jumlah koleksi satwa Komodo di KBS tersisa 72 ekor. Namun, jumlah itu akan bertambah karena ada penangkaran satwa Komodo di KBS.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: