Jakarta (ANTARA) - Komisi X DPR RI mengharapkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memiliki anggaran yang khusus untuk membangun sekolah darurat di wilayah terdampak bencana.

"Kami juga sebenarnya ingin kita tuh memiliki satu anggaran darurat, seperti itu. Seharusnya juga, Kemendikdasmen memilikinya," kata Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian saat ditemui di Kompleks Parlemen di Jakarta, Senin.

Hal tersebut, kata dia, sempat dibahas oleh Komisi X DPR RI bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti dalam rapat mengenai anggaran kementerian tersebut yang digelar secara tertutup.


Ia mengatakan saat ini anggaran sekolah darurat dimiliki oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
"Sekarang, mungkin hal-hal yang terkait dengan pembangunan sekolah darurat ataupun di pengungsian, itu semua ada di Kementerian PU," kata dia.

Baca juga: Pemkab Flores Timur fokus literasi-numerasi pelajar terdampak erupsi
Meskipun belum dapat dipastikan Kemendikdasmen memiliki anggaran khusus pembangunan sekolah darurat, ia menilai, sejauh ini pembangunan sekolah-sekolah di wilayah terdampak bencana itu sudah baik.

Contohnya, katanya, sekolah darurat bagi anak-anak penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Yang penting, jangan sampai ada anak-anak apalagi di pengungsian, mereka terpengaruh secara psikisnya, tidak mendapatkan satu penanganan, pendampingan, baik psikologis maupun juga tadi pendidikan atau pembelajaran," ucap dia.

Beberapa waktu ke depan, pihaknya akan mengunjungi para pengungsi di Flores Timur itu.

Sebelumnya, Kemendikdasmen telah merespons dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki dengan menyelenggarakan pembelajaran darurat serta dukungan psikososial bagi para korban.

Bantuan untuk dukungan pendidikan yang telah disiapkan Kemendikdasmen saat ini, meliputi penambahan tenda ruang kelas darurat dan fasilitas belajar bagi siswa 15 unit, perlengkapan belajar 1.570 paket, paket masker dan family kit, buku bacaan nonteks pelajaran 3.464 eksemplar, dan bantuan dana.

“Kemendikdasmen berkomitmen untuk memastikan anak-anak yang terdampak bencana tetap mendapatkan akses pendidikan, walaupun dalam situasi darurat. Kami berupaya menghadirkan pembelajaran yang aman melalui fasilitas darurat serta dukungan psikososial,” ujar Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen Suharti.


Baca juga: Siswa pengungsi erupsi Lewotobi ikuti kegiatan pembelajaran darurat
Baca juga: Komisi X DPR: Buka sekolah darurat usai pembakaran di Papua