Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur gencar melakukan pengawasan dan pengendalian untuk menekan kasus stunting baru di wilayah tersebut.

"Berdasarkan data, kasus stunting di Jakarta Timur mencapai 784 balita. Kami terus berupaya untuk mencegah adanya kasus stunting baru," kata Kepala Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Timur Herwin Meifendy ketika dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Tinggi dan berat badannya tidak sesuai dengan seusianya serta terganggu perkembangan otaknya.

Upaya yang dilakukan oleh Sudin Kesehatan, kata dia, dengan pemberian makanan tambahan (PMT) kepada balita yang bermasalah gizinya.

Sementara, balita yang masuk kategori "weight faltering" atau tidak naik berat badannya dan "under weight" atau berat badan kurang diberikan PMT pangan lokal selama 14 hari.

Baca juga: Jakut tangani 1.412 anak stunting

Untuk balita gizi kurang diberikan PMT selama 56 hari dan balita gizi buruk diberikan F-100 selama 90 hari.

Selain itu juga dilakukan program penanganan stunting, yaitu dengan merujuk balita stunting ke dokter spesialis anak di RSUD sehingga akan dilakukan tata laksana stunting di antaranya dengan pemberian Pangan Keperluan Medis Khusus (PKMK).

Sebelumnya, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur (Jaktim) menjalin sinergi dengan seluruh elemen masyarakat untuk menekan angka stunting di wilayah tersebut.

"Penanganan stunting perlu adanya kepedulian bersama guna mewujudkan Indonesia Emas 2045," kata Wali Kota Jaktim M Anwar saat membuka Rembuk Stunting Jakarta Timur 2024 di Kantor Wali Kota Jaktim, Rabu (28/8).

Baca juga: KPKP Jaksel kenalkan hidrolisat protein ikan guna capai nol stunting

Menurut dia, sosialisasi sangat penting dalam penanganan stunting, seperti penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), lingkungan yang bersih atau Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) hingga memeriksa air isi ulang untuk mencegah terdapat bakteri e-coli.

Dalam penanganan stunting tahun ini, kata dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Jaktim menetapkan 17 lokasi fokus yang terdata berisiko tumbuhnya stunting.

Lokasi-lokasi tersebut akan dilakukan intervensi bersama guna menurunkan angka stunting yang ditargetkan pemerintah pusat, yakni 14 persen.

"Kita berupaya bersama-sama dibahas melalui rembuk ini mudah-mudahan di akhir tahun kita bisa menekan di bawah angka nasional, yang ditargetkan 14 persen. Mudah-mudahan kita sanggup di bawah 14 persen," kata Anwar.