Dekarindo dorong penerapan standardisasi GMP untuk ban vulkanisir
18 November 2024 15:19 WIB
Ketua Umum Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) Aziz Pane ditemui di Bogor, Jawa Barat, Senin (18/11/2024). ANTARA/Muzdaffar Fauzan.
Bogor (ANTARA) - Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) mendorong penerapan standardisasi Good Manufacturing Practice (GMP) untuk pembuatan ban bekas menjadi ban baru (vulkanisir), guna menjaga stabilitas di industri tersebut.
Ketua Umum Dekarindo Aziz Pane di Bogor, Jawa Barat, Senin menyatakan GMP berfungsi untuk menjaga stabilitas antara industri besar ban vulkanisir, dengan para pelaku usaha industri kecil menengah (IKM) atau usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Bisa berantakan, bisa bubar. Karena dibunuh sebetulnya sama yang kecil-kecil, yang sembarang bikin," ujar dia.
Dirinya mengatakan, selain menjaga stabilitas antarpelaku industri di sektor tersebut, dengan melakukan GMP ban vulkanisir juga turut secara langsung mendorong pelestarian lingkungan. Hal itu karena pada dasarnya proses pembuatan ban vulkanisir menerapkan konsep daur ulang, sehingga bisa mengurangi limbah karet.
Di sisi lain, Ketua Tim Pasti Karet Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Arni Yusnita menyampaikan dari catatan pihaknya saat ini ada 1.200 pelaku industri ban vulkanisir, dan 90 persen di antaranya merupakan UMKM atau bahkan level rumah tangga.
"Jadi mereka sama-sama mengklaim ini ban vulkanisir tapi tidak ada standardnya, maksudnya tidak ada standar proses vulkanisir," kata dia.
Dirinya mengatakan, untuk standardisasi GMP ban vulkanisir kini tengah dibahas oleh Kemenperin sehingga bisa segera diimplementasikan.
Sebelumnya, 20 delegasi International Rubber Research and Development Board (IRRDB) berkunjung ke salah satu pabrik daur ulang ban bekas menjadi ban baru (vulkanisir) di Bogor, Jawa Barat guna mempelajari proses cara pembuatan ban hasil daur ulang tersebut.
Ketua Umum Dewan Karet Indonesia Aziz Pane (Dekarindo) menyatakan para delegasi itu berasal dari berbagai negara di Asia dan Afrika, antara lan yakni Kamboja, China, Cote de Lvoire, Nigeria, Thailand, Malaysia, Vietnam, Myanmar, Filipina, Papua New Guinea, Sri Lanka, serta India.
Baca juga: Dekarindo: 20 delegasi IRRDB belajar pembuatan ban vulkanisir di Bogor
Baca juga: Kemenperin siapkan standar nasional produksi ban vulkanisir
Baca juga: Menko Airlangga: Industri karet percepat serap produk dalam negeri
Ketua Umum Dekarindo Aziz Pane di Bogor, Jawa Barat, Senin menyatakan GMP berfungsi untuk menjaga stabilitas antara industri besar ban vulkanisir, dengan para pelaku usaha industri kecil menengah (IKM) atau usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Bisa berantakan, bisa bubar. Karena dibunuh sebetulnya sama yang kecil-kecil, yang sembarang bikin," ujar dia.
Dirinya mengatakan, selain menjaga stabilitas antarpelaku industri di sektor tersebut, dengan melakukan GMP ban vulkanisir juga turut secara langsung mendorong pelestarian lingkungan. Hal itu karena pada dasarnya proses pembuatan ban vulkanisir menerapkan konsep daur ulang, sehingga bisa mengurangi limbah karet.
Di sisi lain, Ketua Tim Pasti Karet Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Arni Yusnita menyampaikan dari catatan pihaknya saat ini ada 1.200 pelaku industri ban vulkanisir, dan 90 persen di antaranya merupakan UMKM atau bahkan level rumah tangga.
"Jadi mereka sama-sama mengklaim ini ban vulkanisir tapi tidak ada standardnya, maksudnya tidak ada standar proses vulkanisir," kata dia.
Dirinya mengatakan, untuk standardisasi GMP ban vulkanisir kini tengah dibahas oleh Kemenperin sehingga bisa segera diimplementasikan.
Sebelumnya, 20 delegasi International Rubber Research and Development Board (IRRDB) berkunjung ke salah satu pabrik daur ulang ban bekas menjadi ban baru (vulkanisir) di Bogor, Jawa Barat guna mempelajari proses cara pembuatan ban hasil daur ulang tersebut.
Ketua Umum Dewan Karet Indonesia Aziz Pane (Dekarindo) menyatakan para delegasi itu berasal dari berbagai negara di Asia dan Afrika, antara lan yakni Kamboja, China, Cote de Lvoire, Nigeria, Thailand, Malaysia, Vietnam, Myanmar, Filipina, Papua New Guinea, Sri Lanka, serta India.
Baca juga: Dekarindo: 20 delegasi IRRDB belajar pembuatan ban vulkanisir di Bogor
Baca juga: Kemenperin siapkan standar nasional produksi ban vulkanisir
Baca juga: Menko Airlangga: Industri karet percepat serap produk dalam negeri
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: