Wamendagri ingatkan bahaya stunting bagi anak-anak
18 November 2024 15:17 WIB
Wakil Menteri Dalam Negeri Ribka Haluk saat berkunjung ke SD YPPGI Napua, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Senin (18/11/2024). ANTARA/HO-Puspen Kementerian Dalam Negeri.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Ribka Haluk kembali menekankan soal bahaya stunting dan gizi buruk pada anak-anak dan ibu hamil.
Dia mengatakan stunting dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa depan, khususnya dalam hal pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, dan Intelligence Quotient (IQ) atau kecerdasan intelektual.
"Berdasarkan kajian yang ada anak-anak yang mengalami stunting memiliki IQ rata-rata 11 poin lebih rendah dibandingkan anak dengan gizi baik," kata Ribka dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Dia pun meminta semua pihak untuk memberikan perhatian serius terhadap masalah ini. Hal ini untuk mencegah dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan perkembangan anak-anak.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, angka prevalensi stunting di Indonesia masih mencapai 21,5 persen, sementara angka Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil mencapai 16,9 persen.
KEK merupakan kondisi kekurangan energi dalam jangka panjang pada ibu hamil, yang berpotensi membahayakan kesehatan ibu dan janin. Dengan demikian, persoalan ini memerlukan penanganan serius.
"Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menghambat upaya kita untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan sekaligus dapat memburuknya (kondisi) sosial ekonomi di masyarakat Indonesia, dan lebih khusus di Provinsi Papua Pegunungan," ujarnya.
Selain itu, Ribka juga menyoroti pentingnya program Astacita yang digagas Presiden Prabowo Subianto, untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, sejahtera, adil, dan makmur.
Program ini mencakup delapan cita-cita utama yang harus diimplementasikan oleh semua pemerintah daerah (pemda) dari Sabang sampai Merauke.
"Visi ini menitikberatkan delapan cita-cita utama yang mencakup SDM yang unggul, pemerataan akses pendidikan dan kesehatan serta menghadirkan ketahanan pangan dan energi yang kokoh," tegas Ribka.
Adapun salah satu poin dalam Astacita yakni pemberian makanan bergizi gratis kepada anak-anak, ibu hamil, serta kelompok rentan.
Ia berharap program makan bergizi gratis ini dapat mempercepat akses terhadap pelayanan dasar dan mendukung pembangunan SDM yang unggul dan berdaya saing.
“Program Astacita ini harus menjadi program strategis nasional yang harus disesuaikan (dalam perencanaan di masing-masing pemda)," ungkapnya.
Sebagai bagian dari kunjungannya, Ribka turut membagikan makanan bergizi gratis kepada seluruh siswa SD YPPGI Napua, Papua Pegunungan. Ia pun berharap, melalui program ini status gizi dan kesehatan anak-anak di wilayah tersebut dapat meningkat. Dengan demikian, visi Indonesia Emas 2045 dapat terwujud.
Dia mengatakan stunting dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa depan, khususnya dalam hal pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, dan Intelligence Quotient (IQ) atau kecerdasan intelektual.
"Berdasarkan kajian yang ada anak-anak yang mengalami stunting memiliki IQ rata-rata 11 poin lebih rendah dibandingkan anak dengan gizi baik," kata Ribka dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Dia pun meminta semua pihak untuk memberikan perhatian serius terhadap masalah ini. Hal ini untuk mencegah dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan perkembangan anak-anak.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, angka prevalensi stunting di Indonesia masih mencapai 21,5 persen, sementara angka Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil mencapai 16,9 persen.
KEK merupakan kondisi kekurangan energi dalam jangka panjang pada ibu hamil, yang berpotensi membahayakan kesehatan ibu dan janin. Dengan demikian, persoalan ini memerlukan penanganan serius.
"Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menghambat upaya kita untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan sekaligus dapat memburuknya (kondisi) sosial ekonomi di masyarakat Indonesia, dan lebih khusus di Provinsi Papua Pegunungan," ujarnya.
Selain itu, Ribka juga menyoroti pentingnya program Astacita yang digagas Presiden Prabowo Subianto, untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, sejahtera, adil, dan makmur.
Program ini mencakup delapan cita-cita utama yang harus diimplementasikan oleh semua pemerintah daerah (pemda) dari Sabang sampai Merauke.
"Visi ini menitikberatkan delapan cita-cita utama yang mencakup SDM yang unggul, pemerataan akses pendidikan dan kesehatan serta menghadirkan ketahanan pangan dan energi yang kokoh," tegas Ribka.
Adapun salah satu poin dalam Astacita yakni pemberian makanan bergizi gratis kepada anak-anak, ibu hamil, serta kelompok rentan.
Ia berharap program makan bergizi gratis ini dapat mempercepat akses terhadap pelayanan dasar dan mendukung pembangunan SDM yang unggul dan berdaya saing.
“Program Astacita ini harus menjadi program strategis nasional yang harus disesuaikan (dalam perencanaan di masing-masing pemda)," ungkapnya.
Sebagai bagian dari kunjungannya, Ribka turut membagikan makanan bergizi gratis kepada seluruh siswa SD YPPGI Napua, Papua Pegunungan. Ia pun berharap, melalui program ini status gizi dan kesehatan anak-anak di wilayah tersebut dapat meningkat. Dengan demikian, visi Indonesia Emas 2045 dapat terwujud.
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024
Tags: