BPJS Ketenagakerjaan akan selenggarakan Social Security Summit 2024
18 November 2024 13:07 WIB
Direktur Perencanaan Strategis dan TI BPJS Ketenagakerjaan Zainudin (tengah) dan Timboel Siregar selaku Koordinator Advokasi BPJS Watch (kiri) dalam konferensi pers Road To Social Security Summit 2024 di Jakarta, Senin (18/11/2024). ANTARA/HO-BPJS Ketenagakerjaan.
Jakarta (ANTARA) - BPJS Ketenagakerjaan akan menggelar Social Security Summit 2024 untuk menjadi ajang diskusi yang menghadirkan solusi inovatif dan strategi kolaboratif guna mengatasi tantangan yang dihadapi oleh negara-negara berpenghasilan menengah.
"Melalui diskusi yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil, diharapkan dapat diidentifikasi langkah-langkah konkret untuk memperkuat sistem jaminan sosial, meningkatkan daya saing ekonomi, serta menciptakan kesempatan yang lebih adil bagi seluruh lapisan masyarakat," ujar Direktur Perencanaan Strategis dan TI BPJS Ketenagakerjaan Zainudin dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Acara yang rencananya digelar pada akhir November itu diadakan untuk mendukung cita-cita pemerintah mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, dengan BPJS Ketenagakerjaan turut ambil bagian dengan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui optimalisasi jaminan sosial ketenagakerjaan.
Dia menjelaskan, di balik bonus demografi yang kini tengah dinikmati, terselip berbagai tantangan global di sektor sosial ekonomi yang harus dihadapi bangsa Indonesia.
Zainudin secara khusus menyoroti bahwa dalam beberapa dekade terakhir, banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, menghadapi tantangan besar yang dikenal sebagai "middle income trap", di mana negara berpenghasilan menengah mengalami kondisi stagnan dan sulit bertransisi menuju status negara berpenghasilan tinggi.
"Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap middle income trap adalah ketidakcukupan sistem jaminan sosial yang mampu mendukung pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan," jelasnya.
Persoalan ini juga menjadi salah satu fokus utama Presiden Prabowo Subianto. Melalui gagasan "Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045" yang dituangkan dalam Asta Cita. Di poin dua dalam Asta Cita, Presiden Prabowo Subianto menekankan pada peningkatan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur.
Demi mewujudkannya, Zainudin menilai dibutuhkan kebijakan yang tepat terkait jaminan sosial ketenagakerjaan yang dibarengi dengan sinergi dari berbagai pihak.
Hal ini diyakininya mampu mendorong perlindungan bagi seluruh pekerja Indonesia dan keluarganya, sehingga mendorong peningkatan produktivitas pekerja yang berujung pada peningkatan ekonomi bangsa.
Social Security Summit 2024 dijadwalkan akan dibuka oleh Presiden Prabowo Subianto, dan diisi sambutan dari Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo.
Social Security Summit 2024 akan menghadirkan berbagai narasumber setingkat menteri serta narasumber berkompeten lainnya seperti ekonom, akademisi, dan pelaku usaha untuk membahas dua isu besar yakni "Strategi Bersama untuk Keluar dari Middle Income Trap" dan "Menyelamatkan Kelas Menengah dan Kelompok Rentan Demi Indonesia Emas", dan diisi oleh jajaran panelis yang berasal dari sektor publik, akademisi, dan dunia usaha.
"Melalui diskusi yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil, diharapkan dapat diidentifikasi langkah-langkah konkret untuk memperkuat sistem jaminan sosial, meningkatkan daya saing ekonomi, serta menciptakan kesempatan yang lebih adil bagi seluruh lapisan masyarakat," ujar Direktur Perencanaan Strategis dan TI BPJS Ketenagakerjaan Zainudin dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Acara yang rencananya digelar pada akhir November itu diadakan untuk mendukung cita-cita pemerintah mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, dengan BPJS Ketenagakerjaan turut ambil bagian dengan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui optimalisasi jaminan sosial ketenagakerjaan.
Dia menjelaskan, di balik bonus demografi yang kini tengah dinikmati, terselip berbagai tantangan global di sektor sosial ekonomi yang harus dihadapi bangsa Indonesia.
Zainudin secara khusus menyoroti bahwa dalam beberapa dekade terakhir, banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, menghadapi tantangan besar yang dikenal sebagai "middle income trap", di mana negara berpenghasilan menengah mengalami kondisi stagnan dan sulit bertransisi menuju status negara berpenghasilan tinggi.
"Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap middle income trap adalah ketidakcukupan sistem jaminan sosial yang mampu mendukung pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan," jelasnya.
Persoalan ini juga menjadi salah satu fokus utama Presiden Prabowo Subianto. Melalui gagasan "Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045" yang dituangkan dalam Asta Cita. Di poin dua dalam Asta Cita, Presiden Prabowo Subianto menekankan pada peningkatan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur.
Demi mewujudkannya, Zainudin menilai dibutuhkan kebijakan yang tepat terkait jaminan sosial ketenagakerjaan yang dibarengi dengan sinergi dari berbagai pihak.
Hal ini diyakininya mampu mendorong perlindungan bagi seluruh pekerja Indonesia dan keluarganya, sehingga mendorong peningkatan produktivitas pekerja yang berujung pada peningkatan ekonomi bangsa.
Social Security Summit 2024 dijadwalkan akan dibuka oleh Presiden Prabowo Subianto, dan diisi sambutan dari Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo.
Social Security Summit 2024 akan menghadirkan berbagai narasumber setingkat menteri serta narasumber berkompeten lainnya seperti ekonom, akademisi, dan pelaku usaha untuk membahas dua isu besar yakni "Strategi Bersama untuk Keluar dari Middle Income Trap" dan "Menyelamatkan Kelas Menengah dan Kelompok Rentan Demi Indonesia Emas", dan diisi oleh jajaran panelis yang berasal dari sektor publik, akademisi, dan dunia usaha.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024
Tags: