Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) menyatakan kajian ekonomi dan keuangan regional (KEKR) di Indonesia penting dilakukan guna mengetahui kondisi perekonomian secara nasional.

"KEKR menjadi sumber dalam menentukan kondisi terkini dan arah perkembangan nasional sebagai pertimbangan stance (sikap) kebijakan moneter," kata Kepala Grup Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs saat diskusi dengan wartawan di Jakarta, Rabu.

Peter menuturkan karakteristik ekonomi yang berbeda antara daerah satu dengan lainnya menyebabkan adanya implikasi yang berbeda dari setiap kebijakan makro.

Selain itu, disparitas antardaerah juga masih cukup besar baik di sisi harga, inflasi, pendapatan masyarakat maupun akses terhadap sektor finansial.

"Otonomi daerah yang memberi kewenangan yang lebih luas bagi daerah dalam proses pembangunan memberikan implikasi semakin pentingnya peran analisis spasial dalam kebijakan moneter," ujar Peter.

Adapun kegiatan kajian ekonomi regional juga dilakukan oleh beberapa bank sentral di negara maju seperti Beige Book (FedRes), Agents Summary Business Condition (BoE), Domestic Economic Condition (RBA) dan Regional Economic Report (BoJ).

BI sendiri akan menggelar rapat kerja Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) di Manado, Sulawesi Utara, pada 11 Agustus 2014.

Pertemuan tersebut melibatkan perwakilan pemerintah pusat dan seluruh pemerintah daerah ini bertujuan membahas isu-isu regional yang berdampak pada kondisi perekonomian nasional.

(C005/A039)