"Belajar dari Gunung Marapi di Sumatera Barat, kami meminta seluruh pihak dan masyarakat untuk mewaspadai banjir lahar hujan yang bisa sewaktu-waktu terjadi karena sangat berbahaya," katanya.
Dia menerangkan banjir lahar hujan berupa banjir besar dan cepat yang terjadi ketika air hujan bercampur dengan material vulkanik dari erupsi gunung berapi.
Material vulkanik tersebut bisa berupa pasir, abu, dan bebatuan yang juga bercampur dengan kayu atau pohon. Banjir lahar hujan, seperti yang terjadi di Sumatera Barat, bisa mengancam nyawa, menutup pemukiman, dan mengangkut batu-batu besar di sungai.
Menurut dia, ancaman tersebut semakin meningkat karena di musim hujan saat ini Indonesia juga dilanda fenomena La Nina.
Fenomena ini, kata dia, akan berlangsung mulai akhir 2024 hingga setidaknya Maret atau April 2025. La Nina fenomena iklim global yang akibat anomali suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang menjadi lebih dingin dibandingkan biasanya. Bagi Indonesia, fenomena ini menyebabkan peningkatan curah hujan di hampir sebagian besar wilayah yang berkisar 20-40 persen.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengungkapkan berdasarkan pantauan BMKG, selama sepekan terakhir kondisi cuaca di NTT cukup bervariasi.
Wilayah NTT terpantau cerah berawan hingga hujan ringan, dengan hujan disertai petir terjadi di beberapa wilayah, seperti Pulau Timor, Manggarai, Manggarai Barat, Ngada, Sikka, dan Flores Timur.
"Kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko banjir lahar hujan di sekitar lereng gunung tersebut," katanya.
"Potensi hujan yang masih tinggi di wilayah NTT berpotensi meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi basah, termasuk banjir lahar hujan di sekitar wilayah terdampak bencana, khususnya di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki," katanya
BMKG mengimbau masyarakat kawasan tersebut tetap tenang, tetapi terus meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana susulan yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Baca juga: BWS Sumatera V mempercepat normalisasi sungai pascabanjir lahar hujan
Baca juga: BMKG: Penanggulangan bencana Sumbar contoh praktik CoE di World Water Forum
Baca juga: Hujan deras, warga diimbau waspada banjir lahar Gunung Lewotobi NTT