Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) melakukan first cut of steel atau pemotongan pertama lempeng platform lepas pantai sebagai pertanda dimulainya fabrikasi Anjungan OOA di Bintan, Kepulauan Riau (Kepri).

"Anjungan itu merupakan bagian dari proyek pengembangan Lapangan OO-OX yang dikelola PHE ONWJ di lepas pantai Laut Jawa," kata General Manager PHE ONWJ Muzwir Wiratama dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Dia menegaskan bahwa keselamatan dan kualitas tetap menjadi prioritas utama dalam proyek itu.

"Prinsip safer, faster, better menjadi landasan utama Perusahaan. Kami berkomitmen untuk menyelesaikan proyek ini sesuai jadwal dengan standar kualitas tinggi, andal dan memprioritaskan aspek keselamatan kerja," ujar Muzwir.

Adapun, lingkup fabrikasi itu mencakup 200 metrik ton jacket atau fondasi anjungan dan 500 metrik ton anjungan bagian atas (topside), yang dilakukan PT Meindo Elang Indah, mitra kerja PHE ONWJ.

Jadwal fabrikasi berlangsung lebih awal dari jadwal, yang mencerminkan komitmen kuat PHE ONWJ dalam mendukung pencapaian ketahanan energi nasional serta perekonomian lokal.

Baca juga: PHE ONWJ-Dinas Kehutanan Jabar komitmen lestarikan lingkungan pesisir

Baca juga: PHE ONWJ kenalkan energi baru terbarukan kepada pelajar SMP


Kegiatan first cut fabrikasi tersebut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan terkait, di antaranya SKK Migas, PT PHE selaku Subholding Upstream, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa, Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan, perwakilan Kepala Bea Cukai Tanjungpinang serta pemerintah setempat.

Setelah fabrikasi selesai, tahap selanjutnya, yaitu sail-away anjungan ke lokasi kerja, yang rencananya akan dilakukan pada Juni 2025. Proses itu meliputi pengangkutan dan pengiriman Anjungan OOA menuju Laut Jawa.

Pengembangan Lapangan OO-OX sendiri merupakan proyek optimalisasi lapangan minyak dan gas di lepas pantai utara Jawa yang diproyeksikan meningkatkan produksi minyak hingga 2.996 barel per hari (BOPD) dan gas bumi sebesar 21,26 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Selain fabrikasi Anjungan OOA, proyek tersebut juga mencakup pengembangan fasilitas tambahan di Onshore Processing Facility (OPF) Balongan, yang bertujuan untuk mempercepat proses penyimpanan produksi.

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang berperan sebagai subholding upstream di lingkungan Pertamina.

Peran subholding upstream yang dijalankan oleh PHE ialah sebagai pengelola lapangan hulu minyak dan gas bumi yang dioperasikan Pertamina baik di dalam maupun luar negeri.

Regional Jawa diberikan kewenangan oleh PHE untuk mengoordinasikan lapangan hulu minyak dan gas bumi di wilayah Jawa bagian barat yang meliputi PHE ONWJ, PHE OSES, Pertamina EP wilayah Jawa Barat dan Pertamina East Natuna. Area kerja Regional Jawa mencakup Provinsi DKI Jakarta, Banten, Lampung, Bangka Belitung dan Jawa Barat.

Baca juga: Karyawan PHE ONWJ berikan dampak sosial lewat Relawan Bakti BUMN

Baca juga: PHE ONWJ memulai proyek pengembangan Lapangan OO-OX genjot produksi