Artikel
Merawat asa dari hamparan "padi bahari"
Oleh Muhammad Harianto
17 November 2024 14:24 WIB
Nelayan mengangkat tali yang menjadi tempat pembudidayaan rumput laut di kawasan Pantai Bondo, Desa Bondo, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Rabu (23/10/2024). ANTARA/Harianto
Jakarta (ANTARA) - Siang itu, sinar Matahari menyengat langit Pantai Bondo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Tiga nelayan menaiki perahu kecil, menantang ombak laut menuju hamparan penghidupan mereka, kawasan budi daya rumput laut di pesisir pantai.
Deru mesin perahu memecah kesunyian. Ombak kecil bergulung, melontarkan percikan air ke udara. Tak ada keluh di wajah mereka, hanya semangat yang terpancar. Hidup mereka memang bertumpu pada laut yang tak pernah sepenuhnya jinak.
Perjalanan sekitar 300 meter ke area budi daya rumput laut menjadi rutinitas. Perahu sepanjang 6 meter itu tampak sederhana, namun menjadi andalan mereka menghadapi segala tantangan alam, termasuk angin kencang dan gelombang tak bersahabat.
Setelah belasan menit mengarungi lautan, perahu akhirnya mendekati tali budi daya rumput laut. Dengan gerakan cepat dan terlatih, salah seorang nelayan menarik tali itu, mengangkat hasil kerja keras mereka, rumput laut segar berwarna hijau terlihat memenuhi tali-tali panjang.
Bagi mereka, rumput laut bukan sekadar tanaman. Itu adalah "padi bahari" yang menyambung kehidupan. Setiap helai yang mereka bawa pulang adalah hasil jerih payah, menjadi penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Hamparan rumput laut yang tumbuh subur ini adalah penopang harapan. Meski tak mewah, tanaman ini memberikan jaminan bahwa anak-anak mereka bisa tetap bersekolah dan dapur tetap mengepul setiap hari.
Di tengah lautan, mereka menenun asa di atas hamparan rumput laut hijau, demi menghidupi keluarga kecil tercinta.
Dimulai 2022
Budi daya rumput laut di Pantai Bondo, Jepara, dimulai pada 2022. Sejak itu, aktivitas ini perlahan menjadi penggerak roda ekonomi masyarakat pesisir desa itu.
Sebanyak 20 pembudi daya tergabung dalam Kelompok Jaya Samudra. Mereka bersama-sama memanfaatkan kekayaan laut untuk menciptakan peluang ekonomi.
Ketua kelompok itu, Bambang Sutrio, menyatakan keberhasilan kelompoknya tak lepas dari dukungan PT United Tractors Tbk (UNTR) melalui unit usahanya PT Bhumi Jati Power (BJP). Bantuan berupa mesin perahu mempermudah perjalanan ke lokasi budi daya dan meningkatkan efisiensi kerja mereka.
Rumput laut menjadi primadona karena siklusnya yang singkat. Hanya butuh 45 hari sejak tanam hingga panen. Waktu yang relatif cepat ini membuat budi daya rumput laut menarik perhatian masyarakat sebagai usaha yang fleksibel dan menguntungkan.
Hasil panennya pun mengesankan. Dari jumlah awal yang ditanam, produktivitas bisa meningkat hingga 10 kali lipat. Dalam satu kali panen, para pembudi daya mampu menghasilkan hingga 2 ton rumput laut, sebuah pencapaian besar bagi usaha skala lokal.
Selain itu, usaha ini tidak menyita seluruh waktu dan tenaga. Banyak anggota kelompok tetap menjalankan pekerjaan lain sambil mengelola budi daya ini. Kemudahan ini menjadikan rumput laut sebagai pilihan usaha yang cocok untuk masyarakat pesisir.
Budi daya rumput laut di Pantai Bondo tak hanya menjadi sumber penghasilan. Melalui usaha ini, harapan akan masa depan yang lebih baik terus bertumbuh di atas ombak dan hamparan "padi bahari" mereka.
Binaan UNTR
BJP memberikan bantuan empat unit mesin perahu untuk pembudi daya rumput laut di Desa Bondo, Jepara.
Direktur perusahaan itu, Boy Gemino Kalauserang, menyatakan bantuan ini bertujuan mengatasi kendala sarana yang selama ini menghambat produktivitas pembudi daya rumput laut di kawasan tersebut.
Sebelumnya, kelompok pembudi daya hanya memiliki dua mesin perahu untuk enam perahu yang mereka miliki sehingga proses pembudidayaan rumput laut berjalan kurang optimal.
Melalui tambahan mesin ini, perusahaan itu berharap kelompok pembudi daya dapat meningkatkan skala produksi dan memanfaatkan hasil panen secara lebih maksimal.
Selain sarana perahu, perusahaan itu juga berkomitmen mengembangkan UMKM binaan, termasuk memanfaatkan potensi lokal seperti budi daya rumput laut yang memberi manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat.
Saat ini, UNTR Group telah membina lebih dari 2.000 UMKM di seluruh Indonesia, membantu usaha kecil berkembang pesat dengan dukungan alat dan pendampingan berkelanjutan, termasuk yang ada di Desa Bondo, Jepara.
Pendampingan KKP
Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) aktif mendampingi pengembangan budi daya rumput laut di Pantai Bondo.
Kepala BBPBAP Supito menyatakan bahwa pelatihan standar operasional prosedur (SOP) diberikan untuk meningkatkan efisiensi. Inovasi seperti bibit unggul kultur jaringan juga dikenalkan demi hasil panen lebih maksimal.
Selain dukungan teknis, BBPBAP memperkuat kelembagaan kelompok pembudi daya agar mandiri dan mampu menjalankan usaha secara berkelanjutan, menciptakan ekosistem bisnis yang lebih solid di pesisir.
Sinergi BBPBAP dan BJP melahirkan rencana aksi terintegrasi. BJP berperan dalam pembiayaan dan kajian kelayakan, sementara BBPBAP fokus pada pendampingan teknis budidaya.
Pantai Bondo kini menjadi satu-satunya kawasan budi daya rumput laut di Jepara di luar Karimunjawa. Produksi selama lima musim tanam mencapai 6.543 kilogram kering, bernilai ekonomi Rp98,14 juta.
Potensi kawasan ini menarik perhatian banyak pihak. Dengan bibit unggul dan teknik modern, produktivitas rumput laut terus meningkat, membuka peluang besar untuk pengembangan industri hilir.
Tak hanya produksi, pengolahan rumput laut juga berkembang. UMKM berbasis pesisir memberdayakan ibu-ibu lokal untuk menciptakan produk olahan seperti jelly, cheese stick, dan kopi berbahan dasar rumput laut.
Kolaborasi BBPBAP, BJP, dan masyarakat menjadikan Pantai Bondo sebagai model keberhasilan budi daya rumput laut dalam menguatkan ekonomi lokal.
Diolah beragam produk
Masyarakat pesisir Desa Bondo mengolah rumput laut menjadi produk bernilai tinggi. Hasil panen sederhana kini berubah menjadi berbagai inovasi kudapan seperti brownies, pangsit renyah, cheese stick gurih bahkan inovasi kopi rumput laut.
Produk-produk tersebut tidak hanya menawarkan variasi rasa, tetapi juga memperkenalkan rumput laut sebagai bahan baku kuliner modern.
Hasil olahan dijual di Gerai Bhumiku, pusat UMKM di Pantai Bondo. Wisatawan dapat menemukan produk lokal berkualitas dengan harga terjangkau, mulai Rp15.000 hingga Rp100.000 per item.
Upaya ini merupakan dukungan Pemerintah dan BJP. Mereka membina masyarakat pesisir agar meningkatkan nilai tambah hasil laut sekaligus menciptakan lapangan kerja baru.
Perempuan desa, terutama istri nelayan, kini aktif dalam pengolahan rumput laut. Mereka menjadi penggerak utama produksi olahan, memperkuat peran perempuan dalam ekonomi lokal pesisir. BJP telah membawa produk olahan Desa Bondo ke mitra yang ada di Jepang
Sekretaris Kelompok Pembudi Daya Rumput Laut Jaya Samudra, Nanang Cahyo Hadi, merasa bangga ketika produk mereka diperkenalkan di luar negeri melalui mitra-mitra BJP.
Hal itu menunjukkan produk-produk mereka memiliki daya saing di pasar global, dengan begitu akan mendukung ekonomi masyarakat Desa Bondo.
Peluang baru ekonomi
Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani menyatakan bahwa pemerintah akan pengembangan rumput laut menjadi bioavtur.
Riset awal pemanfaatan rumput laut menjadi bioavtur sudah dimulai dan akan dibahas dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Ini diharapkan membuka peluang ekonomi yang lebih luas termasuk bagi pembudi daya di Jepara.
Namun, struktur usaha korporasi rumput laut saat ini masih lemah. Penguatan di sektor ini penting agar hilirisasi rumput laut dapat berjalan lancar dan menghasilkan produk unggulan yang bermanfaat.
KKP mencatat, Indonesia sebagai produsen rumput laut tropis terbesar di dunia memiliki potensi besar. Dengan produksi 9,23 juta ton pada 2022, rumput laut siap mendukung hilirisasi dan memenuhi kebutuhan industri global.
Selain bioavtur, rumput laut juga dikembangkan menjadi pupuk untuk mendukung sektor pertanian. Langkah ini bertujuan meningkatkan produktivitas lahan pertanian dan mendukung swasembada pangan nasional.
KKP memastikan berbagai jenis rumput laut, seperti Sargassum Sp dan Eucheuma cottonii, dapat menjadi bahan baku pupuk. Potensi bahan baku ini diperkirakan mencapai 13 juta ton per tahun.
Saat ini, kapasitas produksi pupuk cair dari rumput laut di Bali mencapai 3.600 ton per tahun. Produksi ini dapat dimanfaatkan untuk 120.000 hektare lahan pertanian.
Dengan pengembangan rumput laut menjadi bioavtur dan pupuk, tentu hal itu menjadi peluang ekonomi bagi pembudi daya rumput laut termasuk yang ada di Pantai Bondo Jepara.
Apalagi Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadikan swasembada pangan dan kedaulatan energi sebagai prioritas nasional.
Budi daya rumput laut di Pantai Bondo menjadi potensi ekonomi pesisir melalui inovasi produk, dukungan kelembagaan, dan peluang hilirisasi seperti bioavtur dan pupuk, menciptakan harapan ekonomi baru bagi masyarakat.
Editor: Achmad Zaenal M
Deru mesin perahu memecah kesunyian. Ombak kecil bergulung, melontarkan percikan air ke udara. Tak ada keluh di wajah mereka, hanya semangat yang terpancar. Hidup mereka memang bertumpu pada laut yang tak pernah sepenuhnya jinak.
Perjalanan sekitar 300 meter ke area budi daya rumput laut menjadi rutinitas. Perahu sepanjang 6 meter itu tampak sederhana, namun menjadi andalan mereka menghadapi segala tantangan alam, termasuk angin kencang dan gelombang tak bersahabat.
Setelah belasan menit mengarungi lautan, perahu akhirnya mendekati tali budi daya rumput laut. Dengan gerakan cepat dan terlatih, salah seorang nelayan menarik tali itu, mengangkat hasil kerja keras mereka, rumput laut segar berwarna hijau terlihat memenuhi tali-tali panjang.
Bagi mereka, rumput laut bukan sekadar tanaman. Itu adalah "padi bahari" yang menyambung kehidupan. Setiap helai yang mereka bawa pulang adalah hasil jerih payah, menjadi penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Hamparan rumput laut yang tumbuh subur ini adalah penopang harapan. Meski tak mewah, tanaman ini memberikan jaminan bahwa anak-anak mereka bisa tetap bersekolah dan dapur tetap mengepul setiap hari.
Di tengah lautan, mereka menenun asa di atas hamparan rumput laut hijau, demi menghidupi keluarga kecil tercinta.
Dimulai 2022
Budi daya rumput laut di Pantai Bondo, Jepara, dimulai pada 2022. Sejak itu, aktivitas ini perlahan menjadi penggerak roda ekonomi masyarakat pesisir desa itu.
Sebanyak 20 pembudi daya tergabung dalam Kelompok Jaya Samudra. Mereka bersama-sama memanfaatkan kekayaan laut untuk menciptakan peluang ekonomi.
Ketua kelompok itu, Bambang Sutrio, menyatakan keberhasilan kelompoknya tak lepas dari dukungan PT United Tractors Tbk (UNTR) melalui unit usahanya PT Bhumi Jati Power (BJP). Bantuan berupa mesin perahu mempermudah perjalanan ke lokasi budi daya dan meningkatkan efisiensi kerja mereka.
Rumput laut menjadi primadona karena siklusnya yang singkat. Hanya butuh 45 hari sejak tanam hingga panen. Waktu yang relatif cepat ini membuat budi daya rumput laut menarik perhatian masyarakat sebagai usaha yang fleksibel dan menguntungkan.
Hasil panennya pun mengesankan. Dari jumlah awal yang ditanam, produktivitas bisa meningkat hingga 10 kali lipat. Dalam satu kali panen, para pembudi daya mampu menghasilkan hingga 2 ton rumput laut, sebuah pencapaian besar bagi usaha skala lokal.
Selain itu, usaha ini tidak menyita seluruh waktu dan tenaga. Banyak anggota kelompok tetap menjalankan pekerjaan lain sambil mengelola budi daya ini. Kemudahan ini menjadikan rumput laut sebagai pilihan usaha yang cocok untuk masyarakat pesisir.
Budi daya rumput laut di Pantai Bondo tak hanya menjadi sumber penghasilan. Melalui usaha ini, harapan akan masa depan yang lebih baik terus bertumbuh di atas ombak dan hamparan "padi bahari" mereka.
Binaan UNTR
BJP memberikan bantuan empat unit mesin perahu untuk pembudi daya rumput laut di Desa Bondo, Jepara.
Direktur perusahaan itu, Boy Gemino Kalauserang, menyatakan bantuan ini bertujuan mengatasi kendala sarana yang selama ini menghambat produktivitas pembudi daya rumput laut di kawasan tersebut.
Sebelumnya, kelompok pembudi daya hanya memiliki dua mesin perahu untuk enam perahu yang mereka miliki sehingga proses pembudidayaan rumput laut berjalan kurang optimal.
Melalui tambahan mesin ini, perusahaan itu berharap kelompok pembudi daya dapat meningkatkan skala produksi dan memanfaatkan hasil panen secara lebih maksimal.
Selain sarana perahu, perusahaan itu juga berkomitmen mengembangkan UMKM binaan, termasuk memanfaatkan potensi lokal seperti budi daya rumput laut yang memberi manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat.
Saat ini, UNTR Group telah membina lebih dari 2.000 UMKM di seluruh Indonesia, membantu usaha kecil berkembang pesat dengan dukungan alat dan pendampingan berkelanjutan, termasuk yang ada di Desa Bondo, Jepara.
Pendampingan KKP
Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) aktif mendampingi pengembangan budi daya rumput laut di Pantai Bondo.
Kepala BBPBAP Supito menyatakan bahwa pelatihan standar operasional prosedur (SOP) diberikan untuk meningkatkan efisiensi. Inovasi seperti bibit unggul kultur jaringan juga dikenalkan demi hasil panen lebih maksimal.
Selain dukungan teknis, BBPBAP memperkuat kelembagaan kelompok pembudi daya agar mandiri dan mampu menjalankan usaha secara berkelanjutan, menciptakan ekosistem bisnis yang lebih solid di pesisir.
Sinergi BBPBAP dan BJP melahirkan rencana aksi terintegrasi. BJP berperan dalam pembiayaan dan kajian kelayakan, sementara BBPBAP fokus pada pendampingan teknis budidaya.
Pantai Bondo kini menjadi satu-satunya kawasan budi daya rumput laut di Jepara di luar Karimunjawa. Produksi selama lima musim tanam mencapai 6.543 kilogram kering, bernilai ekonomi Rp98,14 juta.
Potensi kawasan ini menarik perhatian banyak pihak. Dengan bibit unggul dan teknik modern, produktivitas rumput laut terus meningkat, membuka peluang besar untuk pengembangan industri hilir.
Tak hanya produksi, pengolahan rumput laut juga berkembang. UMKM berbasis pesisir memberdayakan ibu-ibu lokal untuk menciptakan produk olahan seperti jelly, cheese stick, dan kopi berbahan dasar rumput laut.
Kolaborasi BBPBAP, BJP, dan masyarakat menjadikan Pantai Bondo sebagai model keberhasilan budi daya rumput laut dalam menguatkan ekonomi lokal.
Diolah beragam produk
Masyarakat pesisir Desa Bondo mengolah rumput laut menjadi produk bernilai tinggi. Hasil panen sederhana kini berubah menjadi berbagai inovasi kudapan seperti brownies, pangsit renyah, cheese stick gurih bahkan inovasi kopi rumput laut.
Produk-produk tersebut tidak hanya menawarkan variasi rasa, tetapi juga memperkenalkan rumput laut sebagai bahan baku kuliner modern.
Hasil olahan dijual di Gerai Bhumiku, pusat UMKM di Pantai Bondo. Wisatawan dapat menemukan produk lokal berkualitas dengan harga terjangkau, mulai Rp15.000 hingga Rp100.000 per item.
Upaya ini merupakan dukungan Pemerintah dan BJP. Mereka membina masyarakat pesisir agar meningkatkan nilai tambah hasil laut sekaligus menciptakan lapangan kerja baru.
Perempuan desa, terutama istri nelayan, kini aktif dalam pengolahan rumput laut. Mereka menjadi penggerak utama produksi olahan, memperkuat peran perempuan dalam ekonomi lokal pesisir. BJP telah membawa produk olahan Desa Bondo ke mitra yang ada di Jepang
Sekretaris Kelompok Pembudi Daya Rumput Laut Jaya Samudra, Nanang Cahyo Hadi, merasa bangga ketika produk mereka diperkenalkan di luar negeri melalui mitra-mitra BJP.
Hal itu menunjukkan produk-produk mereka memiliki daya saing di pasar global, dengan begitu akan mendukung ekonomi masyarakat Desa Bondo.
Peluang baru ekonomi
Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani menyatakan bahwa pemerintah akan pengembangan rumput laut menjadi bioavtur.
Riset awal pemanfaatan rumput laut menjadi bioavtur sudah dimulai dan akan dibahas dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Ini diharapkan membuka peluang ekonomi yang lebih luas termasuk bagi pembudi daya di Jepara.
Namun, struktur usaha korporasi rumput laut saat ini masih lemah. Penguatan di sektor ini penting agar hilirisasi rumput laut dapat berjalan lancar dan menghasilkan produk unggulan yang bermanfaat.
KKP mencatat, Indonesia sebagai produsen rumput laut tropis terbesar di dunia memiliki potensi besar. Dengan produksi 9,23 juta ton pada 2022, rumput laut siap mendukung hilirisasi dan memenuhi kebutuhan industri global.
Selain bioavtur, rumput laut juga dikembangkan menjadi pupuk untuk mendukung sektor pertanian. Langkah ini bertujuan meningkatkan produktivitas lahan pertanian dan mendukung swasembada pangan nasional.
KKP memastikan berbagai jenis rumput laut, seperti Sargassum Sp dan Eucheuma cottonii, dapat menjadi bahan baku pupuk. Potensi bahan baku ini diperkirakan mencapai 13 juta ton per tahun.
Saat ini, kapasitas produksi pupuk cair dari rumput laut di Bali mencapai 3.600 ton per tahun. Produksi ini dapat dimanfaatkan untuk 120.000 hektare lahan pertanian.
Dengan pengembangan rumput laut menjadi bioavtur dan pupuk, tentu hal itu menjadi peluang ekonomi bagi pembudi daya rumput laut termasuk yang ada di Pantai Bondo Jepara.
Apalagi Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadikan swasembada pangan dan kedaulatan energi sebagai prioritas nasional.
Budi daya rumput laut di Pantai Bondo menjadi potensi ekonomi pesisir melalui inovasi produk, dukungan kelembagaan, dan peluang hilirisasi seperti bioavtur dan pupuk, menciptakan harapan ekonomi baru bagi masyarakat.
Editor: Achmad Zaenal M
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Tags: