Pekanbaru, (ANTARA News) - Satelit NOAA 18 milik Amerika Serikat yang dioperasikan Singapura, pada Selasa sore merekam keberadaan 32 titik panas ("hotspot") di daratan Pulau Sumatera, dan sepuluh di antaranya berada di Provinsi Riau.

Menurut Pusat Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau yang diterima pada Selasa malam, sepuluh "hotspot" di Riau berada di Rokan Hilir delapan titik, dan dua lainnya di Kabupaten Rokan Hulu serta Kota Dumai.

Sementara itu, Satelit Modis Terra dan Aqua pada hari yang sama pukul 17.02 WIB justru mendeteksi 21 titik panas di Riau, terbanyak di Rokan Hilir yakni 19 titik dan selebihnya di Rokan Hulu.

Sepanjang 2014 di berbagai wilayah kabupaten/kota di Riau telah terjadi peristiwa tersebut, mengakibatkan sedikitnya 25 ribu hektare hutan dan lahan hangus dan menghasilkan asap yang mencemari ruang udara di sebagian wilayah.

Gubernur Riau Annas Maamun sebelumnya telah meminta seluruh bupati dan wali kota yang daerahnya banyak terdapat titik panas agar langsung mengambil sikap antisipasi.

Dalam kasus ini, Kepolisian Daerah Riau secara keseluruhan dari berbagai kabupaten/kota juga telah berhasil menangkap dan menetapkan sebanyak 189 tersangka diduga melakukan kejahatan kehutanan dan membakar lahan.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan juga telah meninjau lokasi kebakaran lahan di Riau salah satunya di Kabupaten Rokan Hilir.

Dalam kunjungannya rombongan Menhut mengawalai perjalanan ke Posko Penanggulangan Bencana Kabut Asap di kompleks Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru sebelum kemudian menuju ke Mapolres Rokan Hilir dengan di dampingi Kapolda Riau Brigjen Chondro Kirono pada Selasa siang.

(KR-FZR/M008)