"Lexicon" bisa dilihat sebagai kritik terhadap sistem yang tidak adil dan diperberat dengan ketimpangan. Frasa seperti "cacian kini merajalela", "takdir kelabu", "yang ditanam mengapa berduri", dan "yang berduri kok dirawat", mencerminkan ketidakpuasan penulis lagu dan keinginan mengoreksi kondisi yang ada.
Baca juga: Isyana Sarasvati akan hadirkan petualangan di konser Lost In Harmony
Isyana Sarasvati seakan mengajak pendengarnya untuk lebih kritis dan berani menyuarakan pendapatnya lewat lagunya itu.
Dalam konteks "Lexicon", penggunaan kara "nirwana" dapat menjadi metafora untuk tujuan akhir yang ingin dicapai seseorang atau bentuk pelarian dari realitas dunia yang penuh dengan penderitaan dan ketidakadilan.
Peran "mata-mata" sebagai "suara hati" atau "conscience" sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut. "Mata-mata" itu selalu ada, mengamati setiap tindakan dan pikiran, juga bisa diartikan sebagai representasi dari kecenderungan manusia untuk menghakimi diri sendiri. Karena manusia seringkali merasa bersalah atau tidak layak ketika dia tidak mencapai tujuan standar yang ia tetapkan.
Di sisi lain, "mata-mata" juga bisa menjadi dorongan untuk menjadi lebih baik atau memperbaiki kesalahan.
Baca juga: Isyana Sarasvati bocorkan rencana keluarkan single baru
Lirik lagu "Lexicon" sebagai berikut:
Menghadirkan mata-mata
Bersiaplah
Yang ditanam mengapa berduri?
Ingatlah karya pujangga
Cacian kini merajalela
Bisakah kita mengubah
Takdir kelabu
Kubur jadi satu
Sambutlah kemarau tiba
Berguguran, tapi dikenang selamanya
Sang nirwana
Menghadirkan mata-mata
Bersiaplah
Sang nirwana
Menghadirkan mata-mata
Bersiaplah
Yang berduri kok dirawat?
Kau kira selamanya mereka akan percaya
Baca juga: Simak kembali warta tentang ChatGPT Search, rencana konser Isyana
Baca juga: Isyana Sarasvati akan rilis single baru selepas konser tunggalnya