Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Aljazair untuk Indonesia Abdelouahab Osmane mengatakan bahwa Indonesia dan Aljazair sepakat untuk secara konkret meningkatkan perdagangan dan investasi antara kedua negara.

“Ada prospek yang menjanjikan untuk sektor pertambangan, pertanian, perusahaan rintisan (start-up) serta pendidikan,” kata Osmane dalam sambutannya pada peringatan 70 tahun Revolusi Aljazair di Jakarta, Jumat malam.

Dia juga menyebutkan bahwa kedua negara bekerja sama dengan sangat baik dalam bidang energi, yaitu kerja sama antara Pertamina dan perusahaan minyak dan gas Aljazair, Sonatrach.

Diketahui bahwa Pertamina dan Sonatrach telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) pada 2021.

Dubes Aljazair itu melanjutkan bahwa tahun depan Indonesia dan Aljazair akan melaksanakan sesi ke-2 Komisi Bersama Indonesia-Aljazair untuk memperkuat mekanisme kerja sama bilateral kedua negara.

Selain itu, Osmane juga mengatakan bahwa Aljazair juga berupaya untuk memperkuat hubungannya dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan berharap bisa menandatangani Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN (TAC) tahun depan.

Menurut data BPS, pada periode Januari-September 2024, Indonesia memiliki total ekspor non-migas ke Aljazair sebesar 211,8 juta US Dolar (Rp3,3 triliun) atau turun sekitar 4,52 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023, yaitu 221,8 juta US Dolar (Rp3,5 triliun).

Aljazair memperingati 70 tahun Revolusi Aljazair, 1 November 1954, yang merupakan puncak dari perjuangan rakyat sejak diinvasi oleh Prancis pada 1850.

Acara itu dihadiri oleh Wakil Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi dan Pemasyarakatan, serta Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional Kementerian Perdagangan RI Dandy Satria Iswara.

Baca juga: Indonesia dan Aljazair tuntut gencatan senjata permanen di Gaza
Baca juga: Indonesia-Aljazair jajaki peningkatan kerja sama bidang keagamaan