Jakarta (ANTARA) - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) dan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat menjalin kerja sama dalam upaya pengembangan masyarakat dan pelestarian lingkungan di pesisir Pantai Utara Jabar.

"Sebagai anak perusahaan BUMN yang bergerak di bidang energi, kami memiliki komitmen tinggi untuk bersama-sama dengan masyarakat dan para pemangku kepentingan membangun serta menjaga tanah air. Tujuan kami adalah memberikan nilai tambah yang tidak hanya berfokus pada ekonomi, tetapi juga meliputi kesehatan, pendidikan, dan lingkungan," kata Senior Manager Relations Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa Agus Suprijanto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

PHE ONWJ dan Dinas Kehutanan Jabar telah menandatangani komitmen bersama "Rehabilitasi Hutan dan Lahan serta Pengabdian kepada Masyarakat di Pesisir Pantai Utara Jawa Barat".

Penandatanganan dilakukan oleh Agus Suprijanto dan Kepala Dinas Kehutanan Jabar Dodit Ardian Pancapana di Taman Hutan Raya Juanda, Bandung, Jabar, Kamis (7/11).

Lebih lanjut, Agus juga menekankan pentingnya keberlanjutan dalam setiap program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) yang dilakukan. PHE ONWJ meyakini bahwa program TJSL itu tidak hanya memberikan manfaat secara langsung, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang dalam membangun masyarakat yang kuat dan lingkungan yang lestari.

"Semoga, melalui kolaborasi ini, kita dapat melihat hasil nyata yang berkelanjutan untuk masyarakat pesisir dan lingkungan Jawa Barat," ujar Agus.

Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Jabar Dodit Ardian Pancapana menyampaikan salah satu fokus utama dari komitmen itu adalah implementasi teknologi tepat guna appostraps (alat pemecah, peredam ombak, dan sedimen traps) yang telah dipasang dan berhasil memberikan dampak positif di sejumlah wilayah pesisir Jawa Barat.

"Appostraps adalah inovasi sederhana yang sangat bermanfaat untuk pencegahan abrasi, sekaligus mengembalikan daratan yang hilang akibat abrasi. Sedimentasi yang terbentuk dari hasil instalasi appostraps menjadi daratan, yang kemudian dimanfaatkan untuk penanaman mangrove sehingga ekosistem pesisir dapat terjaga dengan baik," ucap Dodit.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam melestarikan hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan hutan.

"Tidak bisa hanya satu pihak yang bekerja untuk melestarikan hutan dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Kolaborasi ini adalah bukti nyata bahwa pemerintah dan sektor swasta bisa bersinergi untuk tujuan bersama. Harapan saya, komitmen ini dapat menginspirasi perusahaan-perusahaan lain di Jawa Barat untuk berpartisipasi dalam upaya pelestarian lingkungan," kata Dodit.

Appostraps merupakan inovasi penanggulangan abrasi, yang telah memperoleh paten dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Implementasi appostraps telah terbukti efektif mengatasi abrasi dan membentuk sedimentasi di wilayah pesisir di tiga kabupaten di Jawa Barat, yakni Dusun Pasir Putih dan Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon serta Desa Ciparagejaya, Kecamatan Tempuran di Kabupaten Karawang; Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang; serta Desa Balongan, Kecamatan Balongan, di Kabupaten Indramayu.

Dibuat dari ban bekas, inovasi appostraps menelan biaya pemasangan yang jauh lebih murah dibandingkan metode penahan abrasi lainnya seperti geobag atau tanggul beton. Dengan bahan dasar yang mudah diperoleh dan biaya yang terjangkau, teknik perakitan appostraps juga mudah sehingga dapat mudah diduplikasi di mana saja.