Pemkot Surabaya dan WVI kampanyekan mangrove bisa tingkatkan ekonomi
15 November 2024 20:53 WIB
Salah satu petani tambak pendampingan WVI, Salam, dalam proyek MARVEL turut merawat mangrove di sekitar area tambaknya secara berkelanjutan. ANTARA/HO-WVI
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya bekerja sama dengan Wahana Visi Indonesia (WVI) mengkampanyekan pelestarian mangrove yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakat melalui program “Mangrove Adaptive and Resilient Village for Enhanced Livelihoods” atau disingkat MARVEL.
“Program ini berdampak positif kepada para petani tambak, kelompok perempuan, kelompok anak, karang taruna, UMKM, dan penggiat mangrove terkait, juga bermanfaat langsung untuk 731 orang, dan secara tidak langsung untuk 24.203 orang,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya Antiek Sugiharti dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Menurutnya, proyek yang dijalankan sejak November 2023 hingga Oktober 2026 tersebut sangat bermanfaat dan memiliki fungsi ekologis tinggi sebagai tempat hidup berbagai macam biota laut.
“Surabaya sebagai daerah pesisir membutuhkan keberadaan hutan mangrove karena memiliki fungsi ekologis sebagai tempat hidup berbagai macam biota laut. Hutan mangrove juga berfungsi penting untuk mencegah abrasi dan intrusi (perembesan) air laut,” ujar dia.
Baca juga: Pemkot Surabaya catat Kebun Raya Mangrove dikunjungi 43.000 wisatawan
Baca juga: PBNU dan ratusan santri tanam 2.500 bibit mangrove di Surabaya
Antiek juga menambahkan mangrove dapat mempercepat proses penguraian bahan kimia yang mencemari laut seperti minyak dan detergen, sehingga ia berharap kolaborasi bersama WVI ke depan dapat terus ditingkatkan, utamanya dalam pendampingan masyarakat.
Sementara itu, Direktur Nasional WVI Angelina Theodor menyampaikan apresiasi menjadi salah satu mitra bagi Kota Surabaya dengan program yang berdampak positif bagi anak-anak di masa depan.
“Kami sangat bersyukur dan merasa gembira bisa menjadi salah satu mitra pemerintah Kota Surabaya, yang bisa ambil bagian dalam restorasi mangrove. Sebagai organisasi yang fokus pada anak, WVI berharap berharap program MARVEL bisa berdampak positif bagi anak-anak,” ucapnya.
Program MARVEL membangun kemitraan dengan Pemkot Surabaya dan menanam 21.000 bibit mangrove di lahan aset Pemkot Surabaya, sesuai perjanjian kerja sama (PKS) yang disepakati kedua belah pihak. Lokasi penanaman mangrove berada pada lahan tambak aktif yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat pesisir.
“Saya bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah kota Surabaya dan WVI yang telah mendampingi proses pelestarian mangrove di lokasi tambak yang saya kelola. Saya diajari,
difasilitasi, dan didampingi untuk pelestarian mangrove tanpa merusak atau mengganggu pengembangan hasil budidaya tambak tradisional,” kata salah satu petani tambak yang menerima manfaat, Salam.
Selain di Kota Surabaya, proyek MARVEL juga ada di Kabupaten Lombok Timur. Program MARVEL tersebut juga bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, DI Yogyakarta untuk pengumpulan data awal.
DKPP Kota Surabaya sebagai fasilitator, Kelurahan dan Kecamatan terkait untuk mobilisasi masyarakat, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Ciputra sebagai narasumber pelatihan, dan LPPM Universitas Kristen Petra untuk intervensi pola pengembangan eko-wisata yang berkelanjutan.*
Baca juga: PBNU bersama ratusan santri tanam 2.500 bibit mangrove di Surabaya
Baca juga: Menengok keunikan Kebun Raya Mangrove pertama di Indonesia
“Program ini berdampak positif kepada para petani tambak, kelompok perempuan, kelompok anak, karang taruna, UMKM, dan penggiat mangrove terkait, juga bermanfaat langsung untuk 731 orang, dan secara tidak langsung untuk 24.203 orang,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya Antiek Sugiharti dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Menurutnya, proyek yang dijalankan sejak November 2023 hingga Oktober 2026 tersebut sangat bermanfaat dan memiliki fungsi ekologis tinggi sebagai tempat hidup berbagai macam biota laut.
“Surabaya sebagai daerah pesisir membutuhkan keberadaan hutan mangrove karena memiliki fungsi ekologis sebagai tempat hidup berbagai macam biota laut. Hutan mangrove juga berfungsi penting untuk mencegah abrasi dan intrusi (perembesan) air laut,” ujar dia.
Baca juga: Pemkot Surabaya catat Kebun Raya Mangrove dikunjungi 43.000 wisatawan
Baca juga: PBNU dan ratusan santri tanam 2.500 bibit mangrove di Surabaya
Antiek juga menambahkan mangrove dapat mempercepat proses penguraian bahan kimia yang mencemari laut seperti minyak dan detergen, sehingga ia berharap kolaborasi bersama WVI ke depan dapat terus ditingkatkan, utamanya dalam pendampingan masyarakat.
Sementara itu, Direktur Nasional WVI Angelina Theodor menyampaikan apresiasi menjadi salah satu mitra bagi Kota Surabaya dengan program yang berdampak positif bagi anak-anak di masa depan.
“Kami sangat bersyukur dan merasa gembira bisa menjadi salah satu mitra pemerintah Kota Surabaya, yang bisa ambil bagian dalam restorasi mangrove. Sebagai organisasi yang fokus pada anak, WVI berharap berharap program MARVEL bisa berdampak positif bagi anak-anak,” ucapnya.
Program MARVEL membangun kemitraan dengan Pemkot Surabaya dan menanam 21.000 bibit mangrove di lahan aset Pemkot Surabaya, sesuai perjanjian kerja sama (PKS) yang disepakati kedua belah pihak. Lokasi penanaman mangrove berada pada lahan tambak aktif yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat pesisir.
“Saya bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah kota Surabaya dan WVI yang telah mendampingi proses pelestarian mangrove di lokasi tambak yang saya kelola. Saya diajari,
difasilitasi, dan didampingi untuk pelestarian mangrove tanpa merusak atau mengganggu pengembangan hasil budidaya tambak tradisional,” kata salah satu petani tambak yang menerima manfaat, Salam.
Selain di Kota Surabaya, proyek MARVEL juga ada di Kabupaten Lombok Timur. Program MARVEL tersebut juga bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, DI Yogyakarta untuk pengumpulan data awal.
DKPP Kota Surabaya sebagai fasilitator, Kelurahan dan Kecamatan terkait untuk mobilisasi masyarakat, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Ciputra sebagai narasumber pelatihan, dan LPPM Universitas Kristen Petra untuk intervensi pola pengembangan eko-wisata yang berkelanjutan.*
Baca juga: PBNU bersama ratusan santri tanam 2.500 bibit mangrove di Surabaya
Baca juga: Menengok keunikan Kebun Raya Mangrove pertama di Indonesia
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024
Tags: