Baca juga: Posyandu harus berjalan baik sebagai upaya cegah stunting
Target yang akan dicapai adalah masyarakat dapat mengubah secara perlahan faktor psikologis termasuk pola pikir, nilai, persepsi dan fasilitas kesehatan dan bersedia untuk melakukan pemeriksaan rutin serta tidak tabu dengan konsultasi kesehatan.
Baca juga: DPRD DKI usulkan Posyandu buat buku saku pemenuhan gizi anak
"Lebih luas daripada faktor ekonomi, permasalahan stunting terletak pada pemahaman yang kurang terkait literasi kesehatan," ujar Kristin.
Menurut Kristin pemahaman individu pada kelompok masyarakat masih belum merata terkait kesehatan, berkunjung/pemeriksaan rutin ke puskesmas/posyandu.
Baca juga: Terjadi 27 kekerasan gender berbasis daring libatkan anak di Jakarta
Kepala Desa Lumpang M Rodis, menyambut baik dan mengucapkan terima kasih kepada tim pengabdian masyarakat UI yang telah bersedia untuk melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dan turut berpartisipasi dalam upaya pencegahan stunting di Desa Lumpang.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting di Indonesia masih 21.6 persen pada tahun 2023. Indonesia ditargetkan mencapai angka prevalensi stunting 14 persen pada akhir 2024.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stunting adalah gangguan perkembangan anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.