London (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond, Ahad, menuntut gencatan senjata tanpa syarat untuk menyelesaikan keadaan tak terperi di Gaza, dengan menambahkan bahwa masyarakat Inggris sangat terganggu oleh yang dilihatnya.
Hammond, yang mengambil alih jabatan menteri luar negeri dari William Hague pada bulan lalu, mengatakan kepada "Sunday Telegraph" bahwa pembunuhan itu harus dihentikan, dan mengatakan sangat prihatin dengan jumlah korban warga akibat operasi militer Israel di Gaza itu.
"Masyarakat Inggris memiliki rasa yang kuat bahwa situasi penduduk sipil di Gaza tidak bisa ditoleransi dan harus diatasi - dan kami setuju dengan mereka," katanya kepada surat kabar itu.
"Ini adalah pendapat luas masyarakat Inggris yang terasa sangat terganggu dengan apa yang mereka lihat di layar televisinya," tambahnya.
Mantan menteri pertahanan ini mengakui prihatin atas Hamas dan Israel, tetapi bersikeras bahwa mereka tidak boleh diizinkan untuk bersikap menjauh dari gencatan senjata kemanusiaan.
"Kita harus menghentikan pembunuhan itu," katanya kepada surat kabar itu.
Seorang juru bicara militer Israel pada Minggu mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya telah mulai menarik beberapa pasukan darat dari Jalur Gaza dan menarik lainnya, tetapi operasi melawan Hamas akan terus berlanjut.
Pernyataan itu disampaikan sehari setelah tentara Israel memberikan indikasi pertama untuk mengakhiri bagian dari operasi, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 1.700 orang.
Kantor Perdana Menteri Inggris David Cameron pada Sabtu menuduh Pemimpin Partai Buruh oposisi Ed Miliband "bermain politik" setelah ia mengecam Cameron "diam" atas tindakan-tindakan Israel itu, demikian AFP.
(H-AK)
Menlu Inggris: keadaan Gaza tak terperi
3 Agustus 2014 20:17 WIB
ilustrasi Asap dan kobaran api membubung setelah serangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan, Palestina, Senin (7/7). (REUTERS/Abed Rahim Khatib)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: