Sleman (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta siap mengembangkan pariwisata yang lebih ramah perempuan dan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada kaum perempuan untuk berperan dalam sektor pariwisata.

"Kami sangat mendukung untuk pemberdayaan dan peningkatan kapasitas SDM kaum perempuan dalam pengembangan sektor pariwisata di Sleman," kata Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata, Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Kus Endarto di Sleman, Jumat.

Menurut dia, pariwisata ramah perempuan di Sleman sangat potensial, dan saat ini sudah banyak destinasi wisata dan desa wisata yang melibatkan kaum perempuan dalam pengembangannya.

"Ada beberapa kaum perempuan yang memegang peranan penting di sejumlah desa wisata di Sleman, seperti di Desa Wisata Pentingsari yang diketuai seorang perempuan, kemudian Desa Wisata Grogol yang meskipun ketuanya bukan perempuan tetapi banyak perempuan yang berperan aktif, termasuk juga di Desa Wisata Pancoh dimana untuk wisata kulinernya dikelola perempuan," katanya.

Ia mengatakan, untuk pasar atau wisatawan perempuan juga sangat terbuka karena saat ini banyak kelompok-kelompok perempuan yang melakukan wisata bersama-sama satu kelompok.

"Bahkan tidak sedikit kaum perempuan yang melakukan 'solo traveling', mereka berwisata sendirian, karena saat ini dari sisi kemandirian kaum perempuan sangat memiliki kemampuan," katanya.

Kus Endarto mengatakan, yang dilakukan saat ini agar destinasi wisata maupun desa wisata di Sleman lebih tamah perempuan yakni dengan peningkatan keamanan dan kenyamanan bagi kaum perempuan, serta perbaikan sarana prasarana yang juga ramah perempuan.

"Mulai dari penginapan atau hotelnya, transportasi pendukung, makanan dan minuman, sampai pada sarana prasarana di destinasi wisata seperti toliet dan lainnya yang dapat memfasilitasi kaum perempuan lebih baik, dan yang utama," katanya.

Sebelumnya Kementerian Pariwisata melalui Badan Otorita Borobudur (BOB) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan Kapasitas Perempuan di Desa Wisata, di Desa Wisata Pentingsari, Sleman, DIY.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari peluncuran Pedoman Peran Perempuan di Desa Wisata dan Surat Keputusan Bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 82 Tahun 2024.

Lebih dari 50 peserta hadir dalam acara ini, terdiri atas perwakilan 21 desa wisata dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, instansi pemerintah, sektor swasta, komunitas, akademisi, dan media. Kegiatan ini menyoroti pentingnya peran perempuan sebagai motor penggerak sektor pariwisata, dengan komposisi peserta sekitar 80 persen perempuan dan 20 persen laki-laki.

Dalam kesempatan tersebut Dosen Poltekpar Bali Ni Wayan Giri Adnyani, menyatakan, Pengarusutamaan gender adalah bagian integral dari pembangunan berkelanjutan, termasuk dalam sektor pariwisata.

Menurut dia, berdasarkan data forbes tahun 2024 lebih dari 50 persen yang terlibat di desa wisata adalah perempuan namun hanya sekitar 23 persen perempuan yang memegang fungsi kepemimpinan di lembaga desa wisata di Indonesia.

"Selain itu, lebih dari 60 persen perempuan kini melakukan perjalanan tanpa pasangan, dan banyak di antaranya adalah solo traveler," kata Sekretaris Menteri Pariwisata 2020–2024 ini.

Baca juga: Triwulan ketiga sektor pariwisata sumbang PAD Sleman Rp283,53miliar
Baca juga: YPAM gelar Festival Anggrek Vanda Tricolor ke-7 di Pendopo Ambarukmo