Pengamat usulkan perusahaan TPT beradaptasi dengan pasar dan tren
14 November 2024 16:54 WIB
Buruh berjalan keluar dari pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (24/10/2024). Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang menyatakan perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex dinyatakan pailit, hal tersebut tercantum dalam putusan dengan nomor perkara 2/Pdt.Sus-Homologasi/2024/PN Niaga Semarang. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww.
Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita mengusulkan agar perusahaan yang bergerak di bidang tekstil dan produk tekstil (TPT) dapat beradaptasi dengan pasar dan tren perubahan, agar perusahaan dapat bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat.
“Bagi perusahaan (industri TPT), dari sisi permintaan harus cerdas beradaptasi dengan pasar, tren perubahan selera pasar, tren teknologi pemasaran dan sejenisnya serta beradaptasi dengan kondisi global terutama situasi ekonomi politik internasional,” ujar Ronny, di Jakarta, Kamis.
Sementara dari sisi penawaran, ia mengatakan bahwa perusahaan harus beradaptasi dengan teknologi baru, model manajemen yang terstruktur dan fleksibel.
“Perusahaan harus beradaptasi dengan teknologi baru, model manajemen baru yang lebih lean dan fleksibel, sehingga bisa menghasilkan produk dengan tingkat efisiensi tinggi di satu sisi dan berkualitas bagus di sisi lain,” katanya lagi.
Sementara dari sisi finansial, perusahaan diharapkan untuk melakukan manajemen keuangan yang bijaksana dan mengutamakan aspek berkelanjutan agar tidak terjebak ke dalam utang jumbo
“Yang akhirnya justru membuat perusahaan berpotensi mengalami kesulitan di masa depan,” katanya pula.
Hal itu ia sampaikan agar perusahaan-perusahaan di sektor TPT Indonesia dapat senantiasa bertahan, meski melewati berbagai tantangan dan berbagai perubahan zaman.
Baca juga: Ombudsman minta pemerintah percepat penyelamatan Sritex cegah PHK
Baca juga: Puan minta Pemerintah beri intervensi industri tekstil tanah air
“Bagi perusahaan (industri TPT), dari sisi permintaan harus cerdas beradaptasi dengan pasar, tren perubahan selera pasar, tren teknologi pemasaran dan sejenisnya serta beradaptasi dengan kondisi global terutama situasi ekonomi politik internasional,” ujar Ronny, di Jakarta, Kamis.
Sementara dari sisi penawaran, ia mengatakan bahwa perusahaan harus beradaptasi dengan teknologi baru, model manajemen yang terstruktur dan fleksibel.
“Perusahaan harus beradaptasi dengan teknologi baru, model manajemen baru yang lebih lean dan fleksibel, sehingga bisa menghasilkan produk dengan tingkat efisiensi tinggi di satu sisi dan berkualitas bagus di sisi lain,” katanya lagi.
Sementara dari sisi finansial, perusahaan diharapkan untuk melakukan manajemen keuangan yang bijaksana dan mengutamakan aspek berkelanjutan agar tidak terjebak ke dalam utang jumbo
“Yang akhirnya justru membuat perusahaan berpotensi mengalami kesulitan di masa depan,” katanya pula.
Hal itu ia sampaikan agar perusahaan-perusahaan di sektor TPT Indonesia dapat senantiasa bertahan, meski melewati berbagai tantangan dan berbagai perubahan zaman.
Baca juga: Ombudsman minta pemerintah percepat penyelamatan Sritex cegah PHK
Baca juga: Puan minta Pemerintah beri intervensi industri tekstil tanah air
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: