Washington (ANTARA) - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu (13/11) mengumumkan bahwa Marco Rubio, senator AS dari Partai Republik yang berasal dari Negara Bagian Florida, akan menjadi menteri luar negeri (menlu) pada masa jabatan Trump yang kedua sebagai presiden AS.

"Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk mengumumkan bahwa Senator Marco Rubio dari Florida dengan ini dinominasikan untuk menjadi menlu AS," kata Trump dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa warga Amerika keturunan Kuba berusia 53 tahun tersebut "merupakan pemimpin yang sangat dihormati, dan merupakan simbol kebebasan yang sangat kuat."

Rubio, yang pencalonannya telah disebut-sebut oleh berbagai media AS selama berhari-hari, dengan cepat menanggapi pengumuman resmi Trump. Melalui platform media sosial X, Rubio mengatakan dia "merasa terhormat dengan kepercayaan yang diberikan Presiden Trump kepada saya" untuk mengemban "tanggung jawab yang luar biasa" dalam memimpin Departemen Luar Negeri AS.

"Sebagai menteri luar negeri, saya akan bekerja setiap hari untuk melaksanakan agenda kebijakan luar negeri beliau (Trump)," kata Rubio menambahkan.

Seperti halnya para anggota kabinet lainnya dalam pemerintahan presidensial, seorang menlu harus disetujui oleh Senat AS sebelum memangku jabatannya.

"Saya berharap bisa mendapatkan dukungan dari rekan-rekan saya di Senat AS sehingga presiden memiliki tim keamanan nasional dan kebijakan luar negeri yang siap ketika beliau mulai menjabat pada 20 Januari," ujar Rubio.

Rubio terpilih menjadi anggota Senat pada 2010. Dia terpilih kembali pada 2022 untuk masa jabatan selama enam tahun.

Rubio gagal mencalonkan diri sebagai presiden AS pada pemilu 2016, yang berakhir dengan kemenangan pertama Trump.

Mengingat Rubio akan segera meninggalkan Capitol Hill, Gubernur Florida Ron DeSantis ditugasi memilih pengganti Rubio untuk menjalani dua dari empat tahun masa jabatan Rubio yang tersisa sampai pemilihan khusus pada 2026, yang akan menentukan sosok yang bakal menduduki posisi itu untuk dua tahun terakhir.

Ada banyak nama yang digadang-gadang akan menduduki posisi tersebut, salah satunya adalah menantu Trump, Lara Trump, yang saat ini menjabat di Komite Nasional Partai Republik.

Trump dikabarkan telah mendesak DeSantis, yang sempat bersaing untuk mendapatkan nominasi melawan Trump dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik pada 2024, agar memilih menantunya.

Dalam satu skenario, DeSantis, yang masih berpotensi untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden, dapat menunjuk kepala stafnya, James Uthmeier, untuk menduduki posisi tersebut di Senat AS hingga masa jabatannya sebagai gubernur berakhir pada 2026. Pada saat itu, DeSantis dapat mencalonkan diri untuk jabatan tersebut, dan, jika berhasil, menggunakannya sebagai batu loncatan menuju Gedung Putih.