Pembiakan nyamuk berwolbachia di Kembangan segera geser ke lokasi lain
14 November 2024 14:16 WIB
Petugas menunjukkan ember berisi jentik nyamuk aedes aegypti yang mengandung bakteri wolbachia di Kembangan, Jakarta, Jumat (4/10/2024). Pemprov DKI Jakarta melepas nyamuk aedes aegypti yang mengandung bakteri wolbachia guna menguatkan program pengendalian demam berdarah dengue (DBD) di wilayah tersebut. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom
Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat menyebut pengembangbiakan nyamuk ber-wolbachia untuk memberantas Demam Berdarah Dengue (DBD) segera bergeser dari Kembangan Utara ke kelurahan lain di Kecamatan Kembangan.
"Di Kembangan Utara sudah selesai. Satu atau dua minggu lagi segera bergeser ke kelurahan lain," tutur Kepala Sudinkes Jakarta Barat Erizon Safari saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Ikhtiar DKI lepas nyamuk berwolbachia demi akhiri ancaman DBD
Lebih lanjut, Erizon menambahkan angka kasus DBD di Jakarta Barat menurun dalam beberapa waktu terakhir.
Meskipun demikian, Erizon belum membeberkan jumlah kasus DBD mulai September sampai dengan Oktober 2024.
"Kasus DBD kan menurun beberapa waktu terakhir," kata Erizon.
Baca juga: Pemprov DKI siapkan 1.400 ember berisi telur nyamuk ber-wolbachia
Menyoal penerapan wolbachia di Kembangan Utara, Erizon mengungkapkan bahwa evaluasi atau hasil penerapan metode itu membutuhkan waktu bertahun-tahun.
"Bisa sampai 10 tahun itu," kata dia.
Diketahui, Dari jumlah kasus yang sebelumnya berada pada angka 797 pada April 2024 dan 777 kasus pada Mei 2024, lalu 337 kasus pada bulan Juni 2024, kasus DBD pada Juli 2023 menurun menjadi 216 kasus. Kemudian pada Agustus 2024, kasus DBD kembali menurun menjadi 73 kasus.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi meluncurkan program penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) memanfaatkan nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia di Taman Agro Eduwisata GSG RW 07, Kelurahan Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (4/10).
Baca juga: DKI: Populasi nyamuk ber-wolbachia minimal 60 persen tekan kasus DBD
Pemkot Jakbar juga melakukan pendataan Orang Tua Asuh (OTA) yang bersedia untuk dititipkan ember berisi telur nyamuk ber-wolbachia.
Hingga saat ini, jumlah OTA di wilayah Kembangan Utara mencapai sebanyak 1.185 orang. Mereka adalah anggota masyarakat yang telah memahami tugasnya untuk menjaga ember-ember berisi telur nyamuk ber-wolbachia.
Lebih lanjut, Kecamatan Kembangan dipilih sebagai lokasi pertama pelepasan nyamuk ber-wolbachia karena memiliki angka DBD tertinggi pada 2023 dengan tingkat insiden (incidence rate) 54,1 per 100.000 penduduk.
"Di Kembangan Utara sudah selesai. Satu atau dua minggu lagi segera bergeser ke kelurahan lain," tutur Kepala Sudinkes Jakarta Barat Erizon Safari saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Ikhtiar DKI lepas nyamuk berwolbachia demi akhiri ancaman DBD
Lebih lanjut, Erizon menambahkan angka kasus DBD di Jakarta Barat menurun dalam beberapa waktu terakhir.
Meskipun demikian, Erizon belum membeberkan jumlah kasus DBD mulai September sampai dengan Oktober 2024.
"Kasus DBD kan menurun beberapa waktu terakhir," kata Erizon.
Baca juga: Pemprov DKI siapkan 1.400 ember berisi telur nyamuk ber-wolbachia
Menyoal penerapan wolbachia di Kembangan Utara, Erizon mengungkapkan bahwa evaluasi atau hasil penerapan metode itu membutuhkan waktu bertahun-tahun.
"Bisa sampai 10 tahun itu," kata dia.
Diketahui, Dari jumlah kasus yang sebelumnya berada pada angka 797 pada April 2024 dan 777 kasus pada Mei 2024, lalu 337 kasus pada bulan Juni 2024, kasus DBD pada Juli 2023 menurun menjadi 216 kasus. Kemudian pada Agustus 2024, kasus DBD kembali menurun menjadi 73 kasus.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi meluncurkan program penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) memanfaatkan nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia di Taman Agro Eduwisata GSG RW 07, Kelurahan Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (4/10).
Baca juga: DKI: Populasi nyamuk ber-wolbachia minimal 60 persen tekan kasus DBD
Pemkot Jakbar juga melakukan pendataan Orang Tua Asuh (OTA) yang bersedia untuk dititipkan ember berisi telur nyamuk ber-wolbachia.
Hingga saat ini, jumlah OTA di wilayah Kembangan Utara mencapai sebanyak 1.185 orang. Mereka adalah anggota masyarakat yang telah memahami tugasnya untuk menjaga ember-ember berisi telur nyamuk ber-wolbachia.
Lebih lanjut, Kecamatan Kembangan dipilih sebagai lokasi pertama pelepasan nyamuk ber-wolbachia karena memiliki angka DBD tertinggi pada 2023 dengan tingkat insiden (incidence rate) 54,1 per 100.000 penduduk.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024
Tags: