Sleman (ANTARA) - Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat realisasi penebusan pupuk bersubsidi jenis urea mencapai 5.209.260 kilogram dan realisasi penebusan NPK sebesar 4.147.550 kilogram hingga akhir Oktober 2024.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman Suparmono di Sleman, Kamis, mengatakan alokasi pupuk bersubsidi Kabupaten Sleman pada 2024, jenis urea sebesar 9.642.000 kilogram dan NPK 7.516.000 kilogram.

“Dengan integrasi perpompaan diharapkan petani lebih mudah menebus pupuk subsidi dan bisa meningkatkan realisasi penebusan pupuk subsidi di Kabupaten Sleman,” kata Suparmono.

Ia menegaskan bahwa DP3 Sleman dan seluruh jajarannya berupaya untuk mendorong petani menebus pupuk subsidi demi tercapainya peningkatan produktivitas pertanian, peningkatan produksi dan kemandirian pangan.

"Kami mendorong petani segara menebus pupuk, supaya tanaman segera tumbuh dan berbuah maksimal," katanya.

Dia mengatakan pada 2024, Sleman berhasil mengusulkan pupuk subsidi untuk luasan 47.373,032 hektare usulan urea sebanyak 10.792.084 kilogram dan 12.113.293 kilogram NPK.

Suparmono mengatakan usaha tani yang difasilitasi pupuk subsidi yaitu di sembilan komoditas yang telah ditentukan. Sembilan komoditas tersebut adalah padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakao, dan kopi.

Selain itu, program ini ditujukan bagi petani kecil yang memang membutuhkan bantuan pupuk untuk meningkatkan hasil panen. Petani dengan luas lahan lebih dari dua hektare tidak masuk dalam kategori penerima subsidi.


Baca juga: DP3 Sleman optimistis selesaikan usulan pupuk bersubsidi tepat waktu

Baca juga: Pupuk Indonesia ajak petani optimalkan penyerapan pupuk bersubsidi

Petani yang berhak untuk menebus pupuk subsidi adalah mereka yang sudah resmi tercatat dan bergabung dalam kelompok tani (poktan) di wilayah masing-masing. Selain itu, data petani juga harus tercatat dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (Simluhtan).

“Data petani terintegrasi antara Simluhtan dan data Dukcapil Kemendagri,” kata Suparmono.