Seoul (ANTARA News) - Korea Utara (Korut) mulai menerbitkan devisa tunai atau bank notes yang bertujuan menarik cadangan uang tunai yang dimiliki rakyatnya, demikian menurut Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan.

NIS, dalam sebuah paparan kepada komite parlemen seperti dilaporkan Kantor Berita Yonhap, mengatakan devisa tunai baru itu diterbitkan pada 30 Juli.

NIS mengatakan devisa tunai lama dapat ditukar atau dipakai untuk satu masa tenggang yang tidak ditentukan setelah mereka berhenti menjadi alat pembayaran yang sah.

"Ini tampaknya ditujukan untuk menarik orang-orang agar memberikan cadangan timbunan uang tunai mereka," kata Anggota Parlemen dari partai berkuasa Saenuri, Lee Cheol-Woo, seperti dikutip Yonhap.

Korut mempunyai pasar gelap yang berkembang dan memiliki, sampai titik tertentu, menggantikan sistem distribusi barang-barang negara.

Penggunaan mata uang lain secara luas, terutama Yuan Tiongkok, juga telah berkontribusi terhadap pertumbuhan sistem pertukaran mata uang yang tidak resmi.

Penerbitan devisa tunai baru itu tidak tampak disertai dengan reformasi mata uang yang sebenarnya seperti revaluasi bencana keuangan yang terjadi pada 2009.

Diterapkan selama terjadi reaksi terhadap perkembangan pasar swasta, kebijakan devaluasi telah menguras tabungan pribadi masyarakat Korut dan memicu protes publik yang jarang terjadi.(I026)