"Pembentukan Jakarta Digital Academy bertujuan mempersiapkan tenaga kerja Jakarta untuk bersaing di era digital dan merespons kebutuhan pasar tenaga kerja baik nasional maupun internasional, " kata Suswono dalam keterangan di Jakarta. Rabu.
Baca juga: KPU Jakut optimalkan sosialisasi untuk tingkatkan partisipasi pemilih
Suswono menekankan pentingnya program ini sebagai solusi konkret untuk mengatasi pengangguran di Jakarta.Baca juga: KPU Jakut optimalkan sosialisasi untuk tingkatkan partisipasi pemilih
“Satu juta lapangan kerja bukan sekadar angka, tetapi komitmen nyata yang didukung dengan strategi yang terukur dan terarah. Kami ingin memberdayakan masyarakat Jakarta agar memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar saat ini dan masa depan, baik di dalam maupun luar negeri,” ucapnya.
Sebagai bagian dari inisiatif ini, Jakarta Digital Academy akan menyediakan pelatihan intensif dalam berbagai keterampilan digital yang sangat dibutuhkan, seperti coding, desain grafis, pemasaran digital, dan manajemen data.
Baca juga: DKI siap antar KTP warga usia 17 tahun saat hari pencoblosan Pilkada
"Selain itu, peserta juga akan dilatih dalam literasi digital yang lebih mendalam agar mereka dapat menavigasi dan beradaptasi dengan cepat dalam perkembangan teknologi yang terus berubah. Lulusan Jakarta Digital Academy diharapkan siap langsung bekerja atau membuka usaha di bidang digital, " katanya.Baca juga: DKI siap antar KTP warga usia 17 tahun saat hari pencoblosan Pilkada
RIDO percaya bahwa keterampilan digital adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat besar bagi individu maupun perekonomian Jakarta.
"Dengan Jakarta Digital Academy, kami ingin memastikan bahwa masyarakat Jakarta tidak hanya siap kerja, tapi juga kompetitif di tingkat nasional dan global,” kata Suswono.
Baca juga: Pemprov DKI gandeng BMKG antisipasi banjir saat Pilkada 2024
Selain pelatihan digital, program RIDO juga akan menyediakan pelatihan bahasa asing bagi tenaga kerja yang berminat bekerja di luar negeri, terutama bahasa Inggris, Arab, Jepang, dan Mandarin.Baca juga: Pemprov DKI gandeng BMKG antisipasi banjir saat Pilkada 2024
"Dengan tambahan kemampuan berbahasa asing, diharapkan tenaga kerja Jakarta bisa memiliki daya saing yang lebih tinggi di pasar internasional, " ucap Suswono.
Suswono menambahkan tenaga kerja yang menguasai keterampilan dan bahasa asing akan memiliki peluang yang lebih besar, khususnya untuk bekerja di sektor yang sedang berkembang di negara-negara lain.
"Ini adalah kesempatan bagi Jakarta untuk mencetak generasi pekerja yang siap bersaing di pasar global,” ucap Menteri Pertanian periode 2009-2014.