Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Aceh melaksanakan simulasi tsunami di Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, guna meningkatkan kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat setempat dalam menghadapi bencana.

“Kegiatan ini diikuti ratusan peserta yang terdiri dari masyarakat umum serta para siswa SMP dan SMA di Kecamatan Lhoknga,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar Ridwan Jamil di Lhoknga, Rabu.

Lewat kegiatan tersebut, kata dia, akan terus ditingkatkan pemahaman masyarakat dan juga kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana dan meminimalisir berbagai dampak dari bencana yang dapat datang kapan saja.

Baca juga: Ahli konstruksi dunia jajaki pembangunan shelter evakuasi di Aceh

Ridwan Jamil mengatakan kegiatan tersebut juga diikuti hadir tim UNESCO yang merupakan peserta dari Simposium Tsunami Global IOC UNESCO ke-2 yang juga mencakup simulasi evakuasi tsunami yang digelar BMKG di Lhoknga.

Ia juga menyampaikan apresiasi kunjungan tim UNESCO ke Aceh Besar, khususnya ke dua Gampong yakni Gampong Mon Ikeun dan Lamkruet di Kecamatan Lhoknga, yang telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai bagian dari "Tsunami Ready Community."

“Pengakuan ini menunjukkan kesiapan masyarakat Aceh Besar dalam menghadapi potensi tsunami melalui upaya-upaya mitigasi yang telah dilakukan,” katanya.

Baca juga: BPBD: Dua gampong di Aceh Besar raih sertifikat siaga tsunami

BPBD Aceh Besar bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah membina komunitas-komunitas di dua desa tersebut untuk memenuhi 12 indikator kesiapsiagaan yang ditetapkan oleh UNESCO.

Indikator tersebut meliputi pembuatan peta bahaya dan pelaksanaan simulasi kesiapsiagaan sebagai langkah persiapan masyarakat menghadapi ancaman tsunami.

"UNESCO telah mengakui dua gampong di Aceh Besar sebagai Tsunami Ready Community, artinya masyarakat sudah memiliki ketangguhan dan kesiapan dalam menghadapi bencana, terutama tsunami. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat memperkuat pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana," kata Ridwan Jamil.

Baca juga: 54 negara lahirkan Deklarasi Aceh pada global simposium tsunami
Baca juga: RI dinilai layak jadi acuan dunia, kembangkan peringatan dini tsunami