Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y. Thohari menilai, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah kehilangan alasan kehadiran (raison detre) bila tidak mampu menghentikan agresi dan kekejaman Israel terhadap bangsa Palestina.
"Kekejaman Israel telah melampaui peradaban umat manusia abad moderen abad 21. Apa yang dilakukan oleh Israel telah menjurus pada pembantaian atau genocida terhadap eksistensi bangsa Palestina," katanya melalui BlackBerry Messenger (BBM) di Jakarta, Selasa.
Hajriyanto menilai, PBB bukan hanya harus bisa menghentikan pembantaian tersebut, melainkan harus bisa membawa Israel ke Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional (International Tribunal).
Menurut dia, sudah sangat terlambat bagi PBB untuk segera mengirimkan pasukan di bawah payung lembaga tersebut untuk menghentikan pembantaian kemanusiaan di Jalur Gaza.
"Jika langkah-langkah itu tidak bisa diambil dan dilakukan, maka sungguh PBB telah kehilangan raison detre-nya," katanya.
Hal itu, menurut dia, karena tindakan Israel yang sudah memakan korban tewas ratusan warga Palestina, bahkan ratusan anak-anak dan perempuan yang tidak berdaya.
Tindakan Israel, dinilainya, telah mencoreng peradaban modern yang bercirikan penghormatan terhadap HAM.
"Saya nilai peradaban modern yang ditulangpunggungi peradaban bangsa-bangsa Barat sekarang ini telah mengalami kebangkrutan yang luar biasa karena telah membiarkan sebuah pembantaian terjadi di depan matanya," ujarnya.
Negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa, sebagai penguasa dunia dan PBB sekarang ini seharusnya malu hati menyaksikan kejahatan kemanusiaan itu terjadi di hadapannya, kata Hajriyanto.
Padahal, menurut dia, mereka nyata-nyata memiliki kekuatan untuk menghentikan Israel.
Selain itu, dikemukakannya, konteks dan perspektif pembantaian di Palestina, Gerakan Non-Blok (GNB) dan Organisasi Konperensi Islam (OKI) mutlak harus menekan PBB untuk segera menjatuhkan hukuman kepada Israel.
"Jika tidak, maka saya yakin OKI dan Nonblok juga bisa kehilangan argumen atas kehadiran dirinya sekarang ini," ujarnya.
Dia mengatakan, GNB yang dipimpin Iran dan OKI yang dipimpin Turki dan Arab Saudi yang dikenal sangat dekat dengan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat (AS) seharusnya bisa berbuat banyak serta malu hati membiarkan kekejaman Israel atas bangsa Palestina yang tidak berdaya sekarang ini.
Indonesia, menurut politisi Partai Golkar itu, sudah waktunya untuk mengambil posisi aktif mendesak OKI dan GNB untuk memberikan ultimatum kepada PBB untuk mengambil langkah apapun demi menghentikan secara kategoris pembantaian manusia di Gaza itu.
"Langkah Indonesia itu bukan hanya merupakan omperativum konstitusi, melainkan juga pengejawantahan nilai-nilai Pancasila, terutama Sila Kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab," katanya.
Dia menambahkan, apapun alasannya, tindakan Israel yang sudah membunuh ratusan warga Palestina itu bukan hanya melawan HAM, melainkan juga langsung menohok nilai-nilai Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. (*)
Hajriyanto: PBB kehilangan alasan hadir di Palestina
29 Juli 2014 20:35 WIB
Hajriyanto Y. Thohari. (ANTARA/Yudhi Mahatma)
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014
Tags: