Surabaya (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur bersama dengan Tim Geofisika Institut Teknologi Surabaya (ITS) meninjau dan mengkaji fenomena lubang besar penyedot air sungai yang ada Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim Gatot Soebroto didampingi Kalaksa BPBD Kabupaten Blitar Ivong Bettriyanto dan Plt Kabid PK BPBD Jatim Dadang Iqwandy meninjau langsung kondisi lubang yang kini telah dibatasi garis polisi tersebut.

"Viralnya temuan lubang besar yang menyedot aliran air Sungai Kaliasat di Desa Dawuhan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar dalam beberapa hari ini, direspons cepat BPBD Jatim dengan menghadirkan Tim Geofisika ITS Surabaya," katanya di Surabaya, Rabu.

Ia mengatakan dengan menggunakan teknologi radar penembus tanah atau Ground Penetrating Radar (GPR) yang berfungsi untuk mendeteksi objek bawah permukaan.

"Tim Geofisika ITS melakukan asesmen dan kajian sementara terhadap fenomena langka tersebut, termasuk kemungkinan potensi gerakan tanah," ujarnya.

Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto juga berharap dengan menggandeng Tim ITS, bisa dilakukan kajian akademik yang mampu mengetahui fenomena apa yang sedang terjadi di Sungai Kaliasat ini.

"Kami meminta masyarakat tetap mematuhi jarak garis polisi yang telah dipasang, agar terhindar dari kemungkinan yang tidak diinginkan. Apalagi saat ini sudah mulai musim hujan. Ancaman bencana hidrometeorologi bisa terjadi kapan saja," katanya.

Kades Dawuhan Ahmad Muhibbudin menceritakan fenomena lobang di Sungai Kaliasat itu bermula saat terjadi hujan deras pada awal November lalu. Kala itu salah satu warganya menemukan lobang tersebut, yang kemudian semakin hari semakin lebar.

"Kami memang berharap ada kajian terkait lobang yang membuat tanah ambles ini. Apakah membahayakan bagi warga apa enggak," ujarnya.

Baca juga: Badan Geologi selidiki lubang besar, penyebab sungai di Blitar kering
Baca juga: Banjir bandang Bondowoso disebabkan terjadi longsor di hulu sungai