Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan, lingkungan kerja inklusif artinya memberikan kesejahteraan bagi semua anggota tim, dan memungkinkan setiap karyawan memiliki kesempatan yang setara, termasuk bagi perempuan.
“Hal ini tercermin dari keterwakilan perempuan di jajaran manajemen maupun karyawan BNI,” kata Okki dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Diketahui, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan tahun lalu mencatat bahwa dari 543 kursi direksi di seluruh bank yang beroperasi di Indonesia, hanya 19 persen yang diisi oleh perempuan.
Artinya, lanjut Okki, BNI telah melampaui angka ini, karena top management BNI 31 persen telah diisi oleh perempuan.
Baca juga: BNI jadi bank terbaik layani diaspora di Hong Kong
“Artinya BNI telah menerapkan inklusivitas dan pemberdayaan perempuan secara menyeluruh, yang terlihat dengan jumlah karyawan dan petinggi perempuan di dalamnya. BNI juga menumbuhkan dan mendukung prinsip keberagaman, kesetaraan, dan non-diskriminasi,” jelas Okki.
Menanggapi hal ini, Analis Trimegah Sekuritas Jonathan Gunawan mengatakan perempuan memiliki peran sangat penting dalam manajemen perusahaan karena akan memberikan keseimbangan dalam perusahaan.
Keseimbangan yang dimaksud dari beberapa penelitian, laki-laki biasanya memiliki kecenderungan yang lebih task oriented, sedangkan perempuan lebih demokratis.
Baca juga: Analis: Langkah BNI terbitkan green bonds wujud komitmen ekonomi hijau
Hal ini dinilai akan meningkatkan efektivitas bagi BNI dalam pemecahan masalah dan menjalankan bisnis.
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Victoria Venny mengatakan peran perempuan dalam dewan direksi dan karyawan sebuah BUMN, terutama bank besar seperti BNI, sangat penting dalam meningkatkan kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG).
“Mengingat saat ini investasi pada perusahaan yg mengedepankan ESG cukup tinggi. Keragaman gender dapat meningkatkan pengambilan keputusan yang lebih kuat, yang pada gilirannya dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik,” ujar Victoria.