Jakarta (ANTARA) -
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) berkomitmen untuk mendorong pemberdayaan perempuan dan lingkungan kerja yang inklusif.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan, lingkungan kerja inklusif artinya memberikan kesejahteraan bagi semua anggota tim, dan memungkinkan setiap karyawan memiliki kesempatan yang setara, termasuk bagi perempuan.

“Hal ini tercermin dari keterwakilan perempuan di jajaran manajemen maupun karyawan BNI,” kata Okki dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Okki menjelaskan, sebanyak 52 persen karyawan BNI adalah perempuan, 17 persen jajaran direksi (Board of Director/BOD) atau 2 dari 12 orang merupakan perempuan, dan 31 persen top manajemen adalah perempuan.

Diketahui, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan tahun lalu mencatat bahwa dari 543 kursi direksi di seluruh bank yang beroperasi di Indonesia, hanya 19 persen yang diisi oleh perempuan.

Artinya, lanjut Okki, BNI telah melampaui angka ini, karena top management BNI 31 persen telah diisi oleh perempuan.

Angka ini juga telah lebih tinggi dari target Kementerian BUMN yang menyasar angka 15 persen pimpinan BUMN diisi oleh perempuan.

Baca juga: BNI jadi bank terbaik layani diaspora di Hong Kong
Hal ini selaras seperti yang diungkapkan Menteri BUMN Erick Thohir yang mengharapkan 25 persen karyawannya adalah perempuan

“Artinya BNI telah menerapkan inklusivitas dan pemberdayaan perempuan secara menyeluruh, yang terlihat dengan jumlah karyawan dan petinggi perempuan di dalamnya. BNI juga menumbuhkan dan mendukung prinsip keberagaman, kesetaraan, dan non-diskriminasi,” jelas Okki.

Menanggapi hal ini, Analis Trimegah Sekuritas Jonathan Gunawan mengatakan perempuan memiliki peran sangat penting dalam manajemen perusahaan karena akan memberikan keseimbangan dalam perusahaan.

Keseimbangan yang dimaksud dari beberapa penelitian, laki-laki biasanya memiliki kecenderungan yang lebih task oriented, sedangkan perempuan lebih demokratis.

“Sebagai contoh, biasanya perempuan memiliki kemampuan multitasking yang baik juga dan lebih mendengarkan dalam melakukan pemecahan masalah., sedangkan laki-laki lebih fokus dalam menyelesaikan masalah secara satu persatu dan kepemimpinannya sering kali lebih hanya satu arah,” ujarnya.

Baca juga: Analis: Langkah BNI terbitkan green bonds wujud komitmen ekonomi hijau
Untuk BNI sendiri, ia melihat komposisinya sudah cukup baik karena juga dilibatkan tidak hanya ke low management, tapi juga top management memiliki kontribusi sebanyak 31 persen.

Hal ini dinilai akan meningkatkan efektivitas bagi BNI dalam pemecahan masalah dan menjalankan bisnis.

Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Victoria Venny mengatakan peran perempuan dalam dewan direksi dan karyawan sebuah BUMN, terutama bank besar seperti BNI, sangat penting dalam meningkatkan kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG).

“Mengingat saat ini investasi pada perusahaan yg mengedepankan ESG cukup tinggi. Keragaman gender dapat meningkatkan pengambilan keputusan yang lebih kuat, yang pada gilirannya dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik,” ujar Victoria.