Kairo (ANTARA News) - Seorang gadis berusia sembilan tahun, meninggal dunia, Senin, akibat tembakan roket yang menghantam rumahnya di Semenanjung Sinai, Mesir yang sepertinya dibidikkan ke petugas keamanan.

Seorang gadis lain berusia 10 tahun terluka dalam ledakan yang terjadi di kota Sheikh Zuwaid di Sinai Utara.

Tembakan roket itu ditujukan ke patroli keamanan yang sedang melintas di kota tersebut, kata petugas.

Tentara dan polisi menyisir kawasan tersebut dan pihak militer mengatakan bahwa serangan tersebut telah merenggut banyak korban jiwa di Sinai utara termasuk tiga orang yang ditembak mati oleh pasukan keamanan, kata tentara.

Tidak disebutkan bagaimana empat gerilyawan lain terbunuh, tetapi dikatakan bahwa mereka dibunuh ketika melakukan penyerangan ke sebuah rumah penduduk di kota perbatasan Rafah.

Lima orang gerilyawan lainnya terluka dalam kejadian di Rafah itu.

Serangan oleh kelompok gerilyawan makin meningkat setelah militer menggulingkan Presiden Mohamed Moursi dan tindakan keras terhadap para pendukungnya sejak Juli 2013.

Sedikitnya 1.400 orang terbunuh dalam penumpasan tersebut, kebanyakan adalah pendukung Moursi.

Kelompok gerilyawan biasanya menyasar pasukan keamanan tetapi tindakan mereka juga menyebabkan jatuh korban warga sipil.

Empat anak terbunuh pada Sabtu di kota El-Joura, Sinai utara yang diyakini sebagai basis pada gerilyawan dan telah menyebabkan sejumlah polisi dan tentara terbunuh tahun lalu.

Sedikitnya tujuh warga sipil dan seorang tentara terbunuh akibat tembakan roket nyasar awal bulan ini di ibukota sinai, El-Arish, yang mengenai pasar yang padat.

Tentara dikirim ke daerah gurun untuk menangani para gerilyawan yang juga terus menerus melakukan serangan dengan menggunakan bom mobil di sejumlah kota.