Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 11 ton kopra hasil olahan masyarakat Badan Usaha Milik Kampung (Bumkam) Tabyol di Kampung Waigama, Distrik Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya dikirimkan ke Surabaya, Jawa Timur.

Kabid Pertanian Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan (P2KP) Papua Barat Daya Abner Basna, dalam keterangannya di Jakarta pada Selasa, menyambut baik inisiatif dan inovasi yang dilakukan Bumkam Tabyol dan memberikan apresiasi atas langkah mereka dalam memperluas pasar kopra.

Ia mengingatkan bahwa dalam dunia usaha, penting untuk menjaga produksi, kualitas, dan kontinuitas sebagai faktor yang selalu dipertimbangkan investor.

"Potensi usaha kopra sangat besar di Papua Barat Daya, khususnya di Raja Ampat, Tambrauw, dan Sorong. Oleh karena itu, pemerintah akan selalu mendukung dan memfasilitasi usaha kecil menengah, termasuk melalui pertemuan dan diskusi bersama lembaga terkait untuk membahas tantangan dan peluang pengembangan usaha kelapa di wilayah Papua Barat Daya," kata Abner.

Pengiriman ini merupakan yang pertama kali dilakukan oleh Bumkam Tabyol dalam skala besar. Pengiriman ini terwujud berkat kerja sama Bumkam Tabyol dengan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), serta dukungan dari Blue Action Fund (BAF).

Ketua Bumkam Tabyol Abdul Saman Rumadaul menjelaskan bahwa sebelumnya kopra hasil olahan masyarakat hanya dijual kepada kapal-kapal kayu asal Bitung, Sulawesi Utara, dengan harga Rp8.000 per kilogram. Namun, dengan adanya kesempatan untuk mengirim kopra ke Surabaya mendorong pihaknya mencari pasar yang lebih luas dan potensial.

“Kami berharap ke depan bisa menembus pasar internasional, mengingat Papua yang dekat dengan beberapa negara lain, dan komoditas kelapa di Papua sangat tinggi,” ujarnya.

Baca juga: Hilirisasi jadi kunci sejahterakan petani kelapa Maluku Utara
Baca juga: India makin minat impor bungkil kopra dari Indonesia