Jakarta (ANTARA) - Kantor Staf Kepresidenan (KSP) mendorong mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendirikan partai politik agar demokrasi di Indonesia semakin berwarna karena pilihan masyarakat kian beragam.

"Biar nanti masyarakat yang akan memilih, misalnya, Mas Anies mendirikan partai perubahan atau partai perubahan Indonesia," kata Wakil Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari dalam diskusi bertajuk Prospek Demokrasi Indonesia di Masa Pemerintahan Prabowo Subianto di Jakarta, Selasa.

Ia menyebutkan apabila berdasarkan definisi demokrasi menurut David Beaton, terdapat dua elemen dari demokrasi, yakni pengakuan terhadap hak sipil dan hak politik serta kontrol politik.

Di Indonesia, kata dia, elemen pengakuan terhadap hak sipil dan hak politik sudah berjalan karena partisipasi publik sudah sangat tinggi, terutama partisipasi dalam berserikat, berkumpul, serta membuat partai politik.

Dalam membuat partai politik, Qodari mengungkapkan hal tersebut berlaku pula bagi seluruh tokoh oposisi pemerintahan di Indonesia, sehingga tidak hanya pihak yang pro terhadap pemerintah yang bisa membuat partai politik.

Dirinya pun menyinggung kebebasan berpolitik di Indonesia saat politisi senior Amien Rais keluar dari Partai Amanat Nasional (PAN) dan mendirikan Partai Ummat.

"Jangan dikira saat itu Pak Zulkifli Hasan tidak takut saat Pak Amien Rais mendirikan Partai Ummat. Tapi kan pada akhirnya masyarakat yang memilih akan percaya siapa," tuturnya.

Baca juga: Golkar sebut siapapun berhak dirikan parpol saat tanggapi wacana Anies

Baca juga: Anies harap dapat dukungan banyak parpol untuk maju Pilkada Jakarta


Sementara pada elemen kontrol politik, sambung dia, juga telah berjalan lancar, dengan salah satu fakta bahwa pemilihan umum (pemilu) di Indonesia terus berjalan secara reguler, aman, dan rutin.

Kondisi tersebut, menurutnya, tidak bisa dianggap enteng lantaran ada pula negara yang tidak bisa menjalankan pemilu secara reguler.

"Itu satu indikator yang sangat fundamental apakah demokrasi itu berjalan atau tidak," ucap Qodari menegaskan.

Sebelumnya, Mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan mengatakan akan membentuk ormas atau partai baru setelah dirinya tidak lagi terlibat dalam kontestasi Pilkada 2024.

"Bila untuk mengumpulkan semua semangat perubahan yang sekarang makin hari makin terasa besar, dan itu jadi sebuah kekuatan diperlukan jadi gerakan maka membangun ormas atau membangun partai baru mungkin itu jalan yang akan kami tempuh," kata Anies dalam video live streaming yang disiarkan dalam akun YouTube-nya, Jumat (30/8).

Anies mengatakan, dorongan membuat partai muncul lantaran dia melihat banyak masyarakat yang menginginkan sistem demokrasi yang setara dan membangun.

Dia juga melihat banyak masyarakat yang mulai resah akan banyaknya kepentingan politik elite-elite tertentu.

Karenanya, Anies dalam waktu dekat akan membuat partai untuk mewadahi semangat masyarakat tersebut. Anies sendiri tidak menyebut kapan persisnya dia akan membangun ormas ataupun partai politik tersebut.