Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh mengajak masyarakat di provinsi itu untuk menyaksikan pameran bertajuk "Kemitraan yang Tangguh" di Museum Tsunami Aceh yang diselenggarakan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).

“Pameran untuk mengenang 20 tahun tsunami Samudera Hindia 2004 ini akan berlangsung hingga pertengahan 2025, mengisahkan perjalanan pemulihan dan rekonstruksi yang luar biasa setelah tsunami memorakporandakan Aceh,” kata Kepala Disbudpar Aceh Almuniza Kamal di Banda Aceh, Selasa.

Ia menjelaskan pameran yang berlangsung di Museum Tsunami Aceh dan dibuka Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA bersama Direktur USAID Jeff Cohen itu menampilkan visual, artefak, dan elemen interaktif.

Ia mengatakan pameran tersebut menampilkan foto yang mendokumentasi bagaimana Amerika Serikat melalui USAID, Departemen Pertahanan, dan lembaga lainnya memberikan bantuan kepada warga Aceh setelah bencana gempa dan tsunami 2004.

“Kami mengajak generasi muda dan semua warga Aceh serta wisatawan menyaksikan pameran ini sebagai edukasi, sebagai pengingat bahwa Aceh pernah dilanda tsunami,” katanya.

Menurut dia gempa dan tsunami yang melanda Tanah Rencong 20 tahun silam itu menyebabkan sekitar 160 ribu jiwa meninggal dunia.

Sebelumnya Direktur USAID Jeff Cohen mengatakan pameran tersebut bagian mengenang mereka yang hilang, sekaligus semangat luar biasa masyarakat Aceh dan dampak kuat dari kemitraan internasional.

Menurut Jeff, rekonstruksi Aceh merupakan salah satu upaya pemulihan bencana paling sukses dalam sejarah modern, yang menunjukkan apa yang bisa dicapai saat bekerja bersama.

Ia mengatakan sebagai bagian dari pembukaan pameran, USAID menayangkan perdana tiga film dokumenter mini yang menyoroti berbagai aspek perjalanan menuju pemulihan dan dampak jangka panjang dari kemitraan kedua negara.

“Tiga film dokumenter ini berfokus pada dampak jalan penting Banda Aceh-Calang sepanjang 146 kilometer, revitalisasi industri kopi Gayo di Aceh dan perkembangan kemampuan penanggulangan bencana Indonesia yang luar biasa,” katanya.

Pj Gubernur Aceh, Safrizal ZA mengatakan pameran tersebut menunjukkan bagaimana kemitraan AS-Indonesia telah berkembang melampaui upaya bantuan langsung dan mencakup program pemulihan yang berdampak pada setiap sendi kehidupan termasuk pembangunan infrastruktur penting, pemulihan aktivitas ekonomi, dan pengembangan sistem manajemen bencana yang kuat serta kemampuan peringatan dini.

Safrizal menyebut film dokumenter yang ditampilkan merupakan penghormatan atas upaya kolaboratif yang telah dicapai melalui kemitraan antara Indonesia dan Amerika Serikat, serta negara-negara sahabat lainnya, dalam upaya pemulihan dan rekonstruksi.

Baca juga: Gampong Nusa, dari reruntuhan tsunami bangkit jadi desa wisata terbaik
Baca juga: FPRB Aceh inisiasi simulasi kolosal mitigasi bencana tsunami