Kuala Lumpur (ANTARA) - Jarum jam baru menunjukkan pukul 05.00 waktu Malaysia (pukul 04.00 WIB), namun suasana salah satu aula di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru sudah cukup meriah.

Sejumlah mahasiswa Universitas Terbuka Kelompok Belajar (UT Pokjar) Johor tampak sedang dirias, beberapa lainnya mulai memakai kostum, sisanya mengantre untuk dirias.

Mereka akan tampil di pentas Wonderful Nusantara Festival (WNF) 2024 yang digelar di Dewan Utama Kompleks Warisan Sultan Abu Bakar, Johor Bahru.

Ketua Persatuan Pelajar Indonesia Universitas Terbuka Pokjar (PPI UT Pokjar) Johor Nur Yamsi Sakina mengatakan sebagian dari mereka akan mementaskan Tari Gandrung dari Banyuwangi, Jawa Timur, sedangkan yang lainnya akan melakukan peragaan busana pengantin daerah.

Itu alasannya beberapa di antara mereka pagi itu riasannya tampak cukup medok, karena akan memang akan tampil di panggung sebagai pasangan pengantin.

Teman-teman dari PPI UT Pokjar Johor untuk kedua kalinya berpartisipasi dalam WNF, festival yang awalnya digagas KJRI Johor Bahru bekerja sama dengan Yayasan Warisan Johor dan didukung Pemerintah Negeri Johor.

Tentu sebuah kebanggaan bagi mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang juga membawa nama bangsa tersebut, kata Sakina yang akrab disapa Zaki itu. Itu alasannya mengapa mereka selalu semangat kalau mendapat undangan pementasan.
Peserta didik Indonesian Community Centre KJRI Johor Bahru menunjukkan hasil mewarnai motif batik bersama perwakilan pengerajin dari Kelompok Pembatik Batam dalam kegiatan Wonderful Nusantara Festival 2024 di Johor Bahru, Malaysia, Minggu (27/10/2024). (ANTARA/Virna P Setyorini)

Selain para mahasiswa dari UT, ada pula peserta didik dari Indonesian Community Centre (ICC) KJRI Johor Bahru atau Sekolah Indonesia Johor Bahru (SIJB) yang juga turut serta mementaskan tarian, berkolaborasi dengan murid-murid dari Sekolah Seni Malaysia Johor (SseMJ).

Perwakilan Kelompok Pembatik Batam juga turut serta dalam program WNF 2024 tersebut. Mereka memberikan ruang bagi anak-anak atau pengunjung yang datang di festival mewarnai motif batik khas Batam yang di dominasi dengan nuansa laut, khususnya ikan marlin.


Diplomasi budaya

Dalam bait pantun yang dibacakan saat membuka festival itu, Ketua Komite Pariwisata Lingkungan, Warisan dan Budaya Negeri Johor Raven Kumar Anak Lelaki Krishnasamy mengatakan “Wonderful Nusantara Festival wadah diplomatik, Mengangkat budaya, membina tamadun (Wonderful Nusantara Festival merupakan wadah diplomasi, mengangkat kebudayaan untuk membangun peradaban)”.

WNF, memang menjadi wadah yang digagas untuk membuka peluang bagi pelajar sekolah dasar, menengah, hingga mahasiswa, yang berasal dari dalam dan luar negeri untuk menggali kekayaan budaya Nusantara.

Melalui program itu para peserta diberikan pemaparan tentang adat istiadat, seni warisan budaya untuk saling menjaga, sekaligus memupuk rasa cinta kepada keindahan warisan budaya itu.

Melalui festival itu mereka tidak hanya ingin memperkuat apa yang ada di dalam ruangan pentas semata, namun dapat menghubungkan kesamaan budaya dari tiga negara.

Pemerintah Negeri Johor meyakini generasi muda yang mengikuti program tersebut nantinya tidak hanya memahami budaya yang ada, namun juga dapat menjaga apa yang telah diwariskan kepada mereka secara bersama.
Peserta didik Indonesian Community Centre KJRI Johor Bahru bermain permainan tradisional cublak-cublak suweng dalam kegiatan Wonderful Nusantara Festival 2024 di Johor Bahru, Malaysia, Minggu (27/10/2024). (ANTARA/Virna P Setyorini)

Karenanya, kerja sama yang erat antara pihak swasta, masyarakat, dan komunitas budaya sangat penting dilakukan dalam upaya bersama menyuburkan budaya, sekaligus menunjukkan keseriusan sebagai bangsa yang bangga mewarisi budaya secara turun temurun.

Diharapkan Wonderful Nusantara Festival semakin meriah dan dapat melibatkan semakin banyak pihak, dan menjadi jembatan yang menghubungkan masyarakat tiga negara dengan warisan budaya sejenis yang menjadi landasan keharmonisan dan kesatuan yang lebih utuh negara serumpun.

Pelaksanaan WNF 2024 memang berbeda dari tahun sebelumnya, mengingat untuk pertama kalinya perwakilan dari Singapura ikut bergabung.

Rencananya program yang objek utamanya mempromosikan keunikan seni dan budaya Nusantara kepada golongan muda tersebut juga akan mengundang perwakilan dari Thailand pada 2025. Hingga selanjutnya, pada 2026 akan juga mengundang Brunei Darussalam untuk bergabung.


Mengeratkan generasi muda

Rangkaian program silang budaya dalam WNF 2024 cukup panjang, tidak sekadar persembahan tari dan peragaan busana. Festival yang bermula sejak pagi itu diisi dengan pameran, demonstrasi dan saling coba rasa kuliner warisan masing-masing negara, pengenalan permainan tradisional, belajar tari, hingga belajar membatik.

Peserta didik dari ICC KJRI Johor Bahru dan pelajar dari sekolah Malaysia sempat saling memperkenalkan permainan-permainan tradisional masing-masing.

Dari Indonesia, mereka memperkenalkan permainan ular naga, cublak-cublak suweng, lompat karet. Tidak hanya anak-anak sekolah dasar dan menengah yang hadir yang asyik mengikuti permainan, sejumlah mahasiswa dari Nigeria yang sedang melanjutkan pendidikan di Malaysia juga ikut mencoba permainan.

Tujuan utama pelaksanaan WNF sebenarnya bagaimana mengembangkan budaya dengan melibatkan generasi muda, siswa, dan mahasiswa, supaya terjadi komunikasi antara generasi muda yang akan memimpin bangsa nanti, kata Konsul Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI) Sigit Suryantoro Widiyanto.
Konjen RI Johor Bahru Sigit S Widiyanto (ketiga kanan) berfoto bersama guru dari Indonesian Community Centre KJRI Johor Bahru bersama staf KJRI Johor Bahru dan Yayasan Warisan Johor saat kegiatan perkenalan warisan kuliner Indonesia dan Malaysia dalam kegiatan Wonderful Nusantara Festival 2024 di Johor Bahru, Malaysia, Minggu (27/10/2024). (ANTARA/Virna P Setyorini)

Tahun ini, Sigit mengatakan Singapura turut serta, karena memang tiga negara ini berbagi budaya karena relatif memiliki kesamaan, mengingat memang satu rumpun. Karenanya diharapkan generasi mudanya dapat menjadi semakin dekat.

Budaya kita relatif punya kesamaan, karena satu rumpun. Kita berharap generasi muda kita menjadi semakin dekat dan ini adalah salah satu cara mengikatnya. Komunikasi di antara generasi muda dari tiga negara memang terjadi selama proses pelaksanaan WNF.

Jika kegiatan seperti itu terus-menerus dilakukan, menurut Sigit, akan membekas di benak dan hati anak-anak tersebut.

Diharapkan interaksi dan komunikasi yang terjadi selama persiapan dan pelaksanaan festival dapat membekas, sehingga ketika di antara anak-anak tersebut suatu saat nanti menjabat di pemerintahan, menjadi anggota dewan, atau berkarya di bidang-bidang lainnya dan saling berkaitan, mereka telah memilih persepsi sendiri dan percaya diri yang baik saat berhubungan satu sama lain.