New York (ANTARA) - Presiden Sesi ke-79 Majelis Umum PBB (United Nations General Assembly/UNGA) Philemon Yang menggambarkan pengadopsian "Pakta untuk Masa Depan" (Pact for the Future) sebagai" sebuah tonggak sejarah dan pencapaian luar biasa, sebuah ekspresi dukungan yang kuat terhadap multilateralisme", sembari menyerukan tindakan terkoordinasi untuk implementasi efektifnya.

"Hanya melalui komitmen dan kerja sama kolektif ini, kita dapat memastikan bahwa tujuan yang tercantum dalam Pakta tersebut dapat sepenuhnya terwujud, mendorong pembangunan berkelanjutan, memperkuat perdamaian dan keamanan, serta memajukan hak asasi manusia untuk semua," ujar Philemon Yang.

Perjanjian penting tersebut beserta lampirannya, yaitu Pakta Digital Global (Global Digital Compact) dan Deklarasi Generasi Masa Depan (Declaration on Future Generations), diadopsi oleh negara-negara anggota pada awal Sesi ke-79 UNGA pada September.

"Seperti yang disebutkan dalam Pakta itu, ada jalan menuju masa depan yang lebih cerah bagi seluruh umat manusia, termasuk bagi mereka yang hidup dalam kemiskinan dan situasi yang rentan," ujar Yang.

"Tindakan-tindakan yang terkandung dalam Pakta tersebut menunjukkan jalan untuk memperjuangkan dunia yang aman, damai, adil, setara, inklusif, berkelanjutan, dan sejahtera, sebuah dunia yang menjamin kesejahteraan, keamanan, dan martabat, serta planet yang sehat bagi seluruh umat manusia," katanya.

Philemon Yang menekankan bahwa keberhasilan utama Pakta untuk Masa Depan bergantung pada implementasi efektifnya, yang akan membutuhkan tindakan terkoordinasi dari negara-negara anggota, lembaga-lembaga pembangunan dan keuangan global, sektor swasta, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya.

"Hanya melalui komitmen dan kerja sama kolektif ini, kita dapat memastikan bahwa tujuan yang tercantum dalam Pakta tersebut dapat sepenuhnya terwujud, mendorong pembangunan berkelanjutan, memperkuat perdamaian dan keamanan, serta memajukan hak asasi manusia untuk semua," ujar Yang.

Menurut Presiden UNGA, dokumen-dokumen ini akan memandu komunitas internasional dalam menangani isu-isu penting, seperti pembangunan berkelanjutan, perdamaian dan keamanan internasional, hak asasi manusia, kerja sama digital, dan reformasi tata kelola di dunia yang berubah pesat.

Pakta itu bertujuan untuk mempercepat implementasi Agenda 2030 dengan menyertakan, antara lain, bahasa baru mengenai isu-isu penting, termasuk reformasi arsitektur keuangan internasional dan Dewan Keamanan PBB.

Komitmen terhadap tata kelola teknologi, termasuk kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), yang efektif dan bermanfaat bagi semua orang merupakan inti dari Pakta Digital Global.

Deklarasi Generasi Masa Depan memastikan generasi saat ini bertindak secara bertanggung jawab untuk menjaga kebutuhan dan kepentingan generasi mendatang, yang pada akhirnya dapat menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan secara lebih baik.

Deklarasi tersebut menekankan pentingnya mempertimbangkan dampak jangka panjang dari keputusan yang diambil hari ini terhadap generasi mendatang.

"Hasil-hasil ini memberikan landasan konkret untuk diskusi dalam proses-proses antarpemerintah yang akan datang, seperti Konferensi Pendanaan untuk Pembangunan Internasional (International Financing for Development Conference) keempat dan Konferensi Tingkat Tinggi Sosial Dunia (World Social Summit) yang dua-duanya akan diadakan tahun depan," ujar Yang.