Jakarta (ANTARA) - Sebanyak delapan unit pompa stationer atau rumah pompa di Jakarta Utara rusak dan saat ini masih dalam masa perbaikan agar berfungsi optimal saat diperlukan saat musim hujan.

"Jadi, total ada delapan pompa stationer yang masih dalam perbaikan. Ini agar berfungsi kembali untuk mencegah banjir saat hujan," kata Wakil Wali Kota Jakarta Utara Juaini Yusuf di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan data hingga 12 November 2024, delapan pompa yang saat ini diperbaiki adalah Pompa Sunter Utara nomor satu, nomor tiga dan nomor empat.

Kemudian, pompa Pluit Barat nomor tiga, pompa Cilincing nomor satu, pompa Muara Angke nomor tiga, pompa Kapuk Satu nomor dua dan pompa Kapuk Tiga nomor tiga.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat pompa ini dapat berfungsi kembali dan dapat beroperasi saat terjadi hujan deras dan mencegah terjadinya banjir," kata dia.

Baca juga: BPBD DKI pasang EWS di 20 kelurahan Jaksel untuk mitigasi bencana

Ia mengatakan total pompa air di Jakarta Utara sebanyak 214 unit yang terdiri dari 166 pompa stationer dan 48 unit pompa portabel.

"Kami sudah lakukan antisipasi dengan melakukan pengecekan dan meminta Suku Dinas Sumber Daya Air untuk memastikan semua rumah pompa berfungsi," katanya.

Ia mengatakan menjelang masuknya musim hujan merupakan waktu sangat tepat untuk pemeriksaan pompa air dan jika ada yang rusak langsung diganti sehingga mesin ini dapat berfungsi dengan baik saat hujan deras.

Dia juga meminta sejumlah pompa bergerak (mobile) juga dilakukan pemeriksaan agar dapat beroperasi secara optimal.

"Setiap ada genangan air maka pompa portabel, saya minta segera diarahkan ke lokasi," katanya.

Baca juga: Empat RT di Jaksel tergenang pada Senin sore

Ia mengatakan ada sejumlah titik rawan banjir di Jakarta Utara seperti kawasan Kelapa Gading, pesisir pantai seperti di Penjaringan, Muara Baru, Sunda Kelapa, Cilincing dan lainnya.

Kondisi banjir di pesisir pantai biasanya diperparah dengan air rob sehingga menyebabkan banjir parah.

"Ini yang coba kami antisipasi bersama dan menurunkan satgas di Suku Dinas SDA melakukan pengerukan kali yang ada," kata dia.

Titik banjir
Ia juga meminta Sudin SDA untuk mengerahkan petugas untuk melakukan pengerukan saluran air sebelum musim hujan.

Menurut dia, satuan tugas saat ini harus bekerja setiap harinya untuk mengeruk saluran air baik kali berukuran kecil maupun kali ukuran besar.

Baca juga: Pemprov DKI Jakarta siaga banjir

Ia mengatakan dulu saat bertugas di Dinas Sumber Daya Air, kerap membuat program grebek lumpur setiap harinya.

"Petugas kami turun setiap hari mengeruk saluran air dan ini memang tugas rutin agar saluran air menjadi lebih baik dan mampu menampung air lebih besar," kata dia.

Ia menilai dengan rutin dilakukan pengerukan maka daya tampung air menjadi lebih besar, tapi jika intensitas hujan sangat tinggi tentu potensi banjir tetap ada.

"Kami sudah lakukan pemetaan dan mengetahui titik yang rawan sehingga menyiapkan pompa portabel saat hujan terjadi," kata dia.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI telah memasang sistem peringatan dini (early warning system/EWS) berbasis digital di 90 lokasi rawan banjir sepanjang 2024.

Baca juga: Waspadai diare dan leptospirosis saat banjir

Sembilan puluh titik itu tersebar di 69 kelurahan DKI Jakarta yakni tiga titik di tiga kelurahan (Jakarta Pusat), 13 titik di 12 kelurahan (Jakarta Utara), 15 titik di 11 kelurahan (Jakarta Barat), 29 titik di 19 kelurahan (Jakarta Selatan) dan 30 titik di 24 kelurahan (Jakarta Timur).