Jakarta (ANTARA) - Mitra Seni Indonesia (MSI) menggelar penggalangan dana bagi 80 perajin dan “mbok gendong” yang dinilai mempunyai peran penting dalam proses pembuatan batik tulis.

“Kegiatan ini digelar untuk memperingati Hari Batik Nasional dan Hari Ibu yang rutin dilakukan setiap tahun, namun tahun ini kedua hari peringatan tersebut digabung,” kata Ketua Umum Mitra Seni Indonesia Sari Ramdani dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Sari menuturkan acara penggalangan dana dimeriahkan dengan adanya peragaan busana yang menampilkan sejumlah tokoh ternama, seperti calon wakil gubernur Jawa Timur Emil Dardak beserta istrinya Arumi Bachsin hingga artis senior Widyawati Sophiaan.

Masing-masing dari tokoh tersebut memperagakan koleksi pakaian dari Iwan Tirta Private Collection yang hingga saat ini masih mampu membina kurang lebih 600 perajin batik di Jawa dan memiliki lebih dari 14.000 motif batik.

Baca juga: Jenama OE perhatikan regenerasi pengrajin batik

Kemudian dalam acara puncak lelang, ditampilkan sebanyak enam koleksi kain yang salah satunya disumbangkan oleh seorang pendiri MSI yakni Susrinah Sastrowardoyo.

Hasil penggalangan dana sebagian bakal disalurkan kepada penerima manfaat. Antara lain pembuat canting tulis halus batik bernama Moh Dimyati dan pembatik yang telah bekerja sejak usia 12 tahun bernama Parto Mulyono (88).

“Mata kiri Parto mengalami kebutaan akibat percikan rorot panas namun baktinya untuk proses pembatikan tidak pernah luluh,” kata dia.

Penerima lainnya yaitu artisan batik yang dikenal dalam proses desain pembatikan untuk karya Iwan Tirta bernama Martawi (93).

Baca juga: IDM hadirkan Distrik Batik di destinasi TWC peringati Hari Batik

Selain itu, ada pula 75 mbok-mbok gendong dengan status janda usia lebih dari 65 tahun dari Pasar Legi Solo yang biasa menggendong kain-kain batik untuk dijajakan di pasar itu, di mana pendapatan harian sangat berkurang sejak konsumen lebih memilih membeli secara online, hanya berkisar Rp30 ribu hingga Rp50 ribu per hari.

Lebih lanjut Sari mengatakan perempuan memiliki peran penting dalam setiap proses daur kehidupan manusia. Perempuan punya posisi sentral dalam melindungi, menjaga serta memberikan makna bagi setiap proses kehidupan manusia melalui budaya yang beragam di Indonesia dan ini yang perlu dilestarikan.

“Karena itu peringatan kedua hari tersebut sangat relevan untuk disatukan. Perjuangan kaum perempuan dan pelestari terkait di dalamnya sebagai penerus tradisi harus tetap eksis dan yang tidak dapat dihilangkan adalah ”roso” sebagai ritual dari setiap langkah untuk memulai sebuah karya kreasi khususnya dalam pembuatan sehelai karya batik,” ujar Sari.

Baca juga: Mitra Seni Indonesia berpartisipasi pada pergelaran angklung terbesar

Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo yang turut hadir dalam acara menambahkan bahwa busana dapat menjadi petunjuk identitas diri pemakainya, bahkan menunjukkan identitas bangsa.

Menurutnya, setiap negara memiliki budaya beraneka ragam sebagai ciri khasnya, tak terkecuali Indonesia yang kaya akan ragam budayanya dan peran perempuan Indonesia sebagai pelestari dan pengembang seni budaya sangat penting.

“Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri yang memperkaya kebudayaan nasional, contohnya salah satu ikon kebudayaan nasional Indonesia adalah berkebaya dan berkain,” kata dia.

Baca juga: Mitra Seni Indonesia gelar acara seni budaya di Post Summit Event W20

Baca juga: KPPPA apresiasi 4 tokoh perempuan penerima penghargaan seni budaya MSI